Selasa, 29 Oktober 2013

joged Secar ala PKO 12 menggila bareng distadion cakrawala

http://www.youtube.com/v/dEnVWDXd3PY?version=3&autohide=1&showinfo=1&autohide=1&autoplay=1&feature=share&attribution_tag=UhhTpUosmrUjiPWlYBU1zQ

belajar motorik

rkembangan gerak dasar dan penyempurnaannya merupakan hal penting di masa usia sekolah dasar. Semua anak normal mampu mengembangkan dan mempelajari berbagai macam gerak dan yang lebih rumit. Gerakan-gerakan dasar merupakan gerak pengulangan yang dilakukan terus-menerus dari kebiasaan serta menjadikannya sebagai dasar dari pengalaman dan lingkungan mereka. Pengembangan gerak dasar adalah merupakan suatu proses untuk memperoleh gerak yang senantiasa berkembang berdasarkan: 1. Proses pengembangan syaraf dan otot yang juga dipengaruhi oleh keturunan; 2. Akibat dari pengalaman gerak sebelumnya; 3. Pengalaman gerak saat ini; 4. Gerak yang digambarkan dalam kaitannya dengan pola gerak tertentu. Pola gerak dasar adalah bentuk gerakan-gerakan sederhana yang bisa dibagi ke dalam tiga bentuk gerak sebagai berikut.  1. Gerak lokomotor (gerakan berpindah tempat) dimana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat: misalnya jalan, lari, dan loncat. . 2. Gerak non-lokomotor (gerakan tidak berpindah tempat) di mana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan namun tidak berpindah tempat: misalnya mendorong, menarik, menekuk, memutar. 3. Manipulatif, di mana ada sesuatu yang digerakkan, misalnya melempar, menangkap, menyepak, memukul, dan gerakan lain yang berkaitan dengan lemparan dan tangkapan sesuatu. Gerakan lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif bisa tampak dengan berbagai kombinasi, misalnya lari sambil melempar dan menangkap bola. Dengan demikian, pola gerak adalah gerak dasar yang berhubungan dengan pelaksanaan suatu tugas tertentu. Oleh karena itu, banyak anak yang bisa melaksanakan pola gerak dasar dengan kecakapan yang bermacam-macam. Motorik dapat diuraikan dengan kata seperti otomatis, cepat, dan akurat atau dengan kata lain titik beratnya adalah pada ketelitian dan ketepatan.  Sering kali gerak dibedakan antara gerak yang halus dan yang kasar. Gerak halus adalah gerak yang memerlukan ketelitian dan kecerdikan, sedangkan P
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 3
gerak kasar adalah gerakan seluruh tubuh dan bagian-bagian tubuh yang besar seperti dalam kegiatan yang berpindah tempat. Banyak gerakan mengandung gerakan halus maupun kasar, misalnya untuk melempar bola diperlukan ketepatan sasaran dan kecepatan yang mencukupi. Ketepatan memerlukan ketelitian dan penguasaan jari dan tangan (gerakan halus), sedangkan kecepatan lebih memerlukan gerakan tangan dan tubuh yang kasar supaya pelemparannya cukup kuat. Di saat sebelum usia sekolah dasar, anak sudah dapat mengendalikan gerakan yang kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian badan yang dapat digunakan untuk berjalan, berlari dan melompat. Setelah pada usia sekolah dasar, terjadi perkembangan signifikan dalam pengendalian koordinasi yang lebih baik dan melibatkan kelompok otot yang lebih kecil yang digunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis, dan menggunakan alat. Dalam mempelajari motorik, yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. 1. Kesiapan Belajar Jika pembelajaran itu dikaitkan dengan kesiapan belajar maka hal yang dipelajari dalam waktu dan usaha tertentu yang sama maka anak yang sudah siap akan lebih unggul dari pada anak yang belum siap untuk belajar.  2.   Kesempatan Belajar Banyak siswa yang tidak memiliki kesempatan mempelajari motorik karena hidup dalam lingkungan yang tidak menyediakan kesempatan belajar atau karena orang tua takut anaknya mengalami kecelakaan ketika belajar atau bermain. 3.   Kesempatan Berpraktik/Latihan Anak harus diberi waktu melakukan praktik atau latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai suatu gerakan. Meskipun demikian, kualitas praktik atau latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya. 4. Model yang Baik Pada saat mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu gerakan dengan baik maka siswa harus memperoleh contoh yang baik pula. 5. Bimbingan Untuk dapat meniru suatu model dengan benar, siswa  membutuhkan bimbingan yang mengarah kepada perbaikan suatu kesalahan. Gerakan yang salah, namun sudah terlanjur dipelajari dengan baik mengakibatkan perbaikan ke arah yang lebih baik akan sulit dilakukan. 6. Motivasi Sumber motivasi anak adalah kepuasan pribadi yang diperoleh dari
2 - 4 Unit 2
kegiatan belajar, kemandirian, gengsi yang diperoleh dari kelompok sebayanya, dan kompensasi terhadap perasaan kurang mampu dalam bidang lain khususnya dalam tugas sekolah. Oleh karena itu, motivasi belajar penting untuk mempertahankan dan meningkatkan minat dari ketertinggalan selama anak belajar.
A.  Sikap dan Posisi Tubuh Sikap dan posisi tubuh di sini adalah mengenai kedudukan tubuh yang harus dilakukan dengan benar agar tidak melakukan kesalahan-kesalahan atau gangguan terhadap kedudukan tubuh yang sebenarnya. Misalnya, ketika melakukan sikap berdiri, berbaring atau duduk. Sekalipun kebanyakan guru belum mengetahui latihan-latihan khusus untuk melakukan perbaikan sikap kurang normal, tetapi mereka bisa membantu memperbaiki penyimpangan tersebut. Dalam hal ini mereka sendiri tentunya harus sadar atau berusaha memiliki sikap tubuh yang baik maupun kebiasaan-kebiasaan yang baik pula. Agar berhasil dalam tugas ini, Anda harus: 1. mengetahui sikap tubuh yang baik, dan kelainan-kelainan sikap yang normal; 2. mampu mengajarkan ketangkasan-ketangkasan dan gerakan-gerakan dalam bentuk bermain; 3. mampu memperbaiki kelainan-kelainan sikap tubuh yang salah sehingga dapat dimengerti oleh siswa; 4. memberi petunjuk agar siswa senang melakukan dan membiasakan bersikap dan melakukan gerakan-gerakan yang baik. Guru sebaiknya berusaha agar siswa mempunyai keinginan untuk memiliki sikap tubuh yang baik. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang dapat diberikan untuk mendorong siswa memiliki sikap tubuh yang baik. 1. Upayakan setiap siswa mengerti dan dapat melakukan gerakan yang benar. 2. Jelaskan bahwa setiap siswa masing-masing berbeda-beda dalam menguasai suatu keterampilan. 3. Sediakan gambar anak-anak, orang dewasa,  pria maupun wanita dalam sikap duduk dan sikap berdiri yang betul. 4. Sediakan sebuah cermin besar di seluruh ruangan yang mudah dicapai, agar anak dapat melihat dirinya sendiri, dan dapat membandingkan  dengan teman- temannya yang lain.
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 5
B.   Berbagai Gerakan Dasar Gerakan berjalan dan memegang suatu benda yang telah bisa dilakukan pada masa sebelumnya akan semakin dikuasai pada masa selanjutnya. Selain itu anak semakin menguasai gerakan-gerakan lain yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari gerakan berjalan dan memegang. Beberapa macam gerakan dasar dan variasinya yang makin dikuasai atau mulai bisa dilakukan, yaitu berbaring, duduk, berdiri, berjalan, berlari, mendaki, meloncat dan berjingkat, mencongklang dan lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memantul bola, memukul, dan berenang. Berikut diuraikan beberapa gerak dasar, sebagai berikut.
1.  Berbaring Anak-anak usia sekolah dasar perlu diperkenalkan dengan ragam sikap berbaring. Adapun variasi gerakannya dapat dilakukan sebagai berikut: a. Berbaring telentang Sikap badan dan kedua kaki lurus, kedua tangan di samping badan, muka menghadap ke atas. Diusahakan seluruh tubuh tidak sampai kaku. b. Berbaring telungkup Sikap badan dan kedua kaki lurus, perut, dada, paha, punggung kaki rapat di lantai, kedua tangan di samping badan, kepala dimiringkan ke samping kiri atau kanan. Diusahakan agar seluruh tubuh tidak sampai kaku. c. Berbaring miring ke kanan Sikap badan miring, sisi badan bagian samping kanan dan kanan bagian luar rapat di lantai. Tangan kanan lurus ke depan, tangan kiri rapat di atas sisi badan bagian atas lurus ke belakang dan kaki kiri lurus berada di atas kaki kanan. Kepala berada di atas bahu, tangan kanan miring ke samping kanan, muka menghadap ke kanan. d. Berbaring miring ke kiri Sama seperti berbaring miring ke kanan, hanya sekarang sisi badan sebelah kiri yang merapat ke lantai.
2.  Berjalan Jalan adalah suatu gerakan melangkah ke segala arah yang dilakukan oleh siapa saja dan tidak mengenal usia. Namur demikian, gerakan jalan yang tidak diperhatikan pada masa usia sekolah dasar dikhawatirkan akan mengakibatkan kelainan dalam berjalan di kemudian hari.  Untuk itu gerak berjalan maupun bentuk-bentuk latihan dalam berjalan harus disosialisasikan dengan cara
2 - 6 Unit 2
bermain, baik itu dalam kelompok kecil maupun besar. Ada juga dikenal istilah jalan cepat yang erat kaitannya dengan suatu perlombaan. Jalan cepat ini sering dilombakan dalam nomor-nomor atletik yang dilaksanakan di stadion dan juga yang dilakukan di jalan raya. Di samping jalan cepat ada juga dikenal jalan santai, jalan keluarga, gerak jalan beregu.  Pada pertumbuhan gerak akan lebih memungkinkan anak melakukan gerakan-gerakan yang lebih terampil dan gesit, antara lain gerakan berjalan dan memegang. Setelah melewati masa ini lambat laun anak mampu melakukan gerak berjalan dengan lebih lancar dan mampu bergerak lebih cepat. Pola perkembangan penguasaan gerakan berjalan adalah sebagai berikut. a. Irama, gerakan yang cepat dan terkontrol, bisa dilakukan kapan saja sesuai dengan irama yang dikehendaki. Dengan kata lain anak bisa melakukan dengan irama lambat dan juga bisa cepat. b. Bentuk gerakan kedua kaki yang melangkah tidak mengangkang mendekati garis lurus, sudut kedua telapak kaki menyempit. c. Ayunan langkah menjadi semakin otomatis, sudah mampu berjalan seperti gerakan berjalan orang dewasa pada umumnya. Anak sudah mampu berjalan dengan ayunan kaki dan berbelok ke arah  yang dikehendaki dengan mudah. Perkembangan kemampuan gerak berjalan berhubungan dengan peningkatan kekuatan kaki, keseimbangan, dan koordinasi bagian-bagian tubuh yang mendukung mekanisme keseimbangan. Kekuatan kaki diperlukan untuk mendukung beban berat tubuh, dan keseimbangan diperlukan untuk menjaga tubuh agar tidak roboh. Untuk menjaga keseimbangan pada saat memindahkan titik berat badan ke kaki depan yang melangkah maka koordinasi antara kaki dengan anggota tubuh bagian atas terutama tangan sangat diperlukan. Perkembangan positif dalam hal kekuatan kaki, keseimbangan, dan koordinasi antara kaki dengan tubuh bagian atas sangat menunjang kemampuan anak melakukan berbagai variasi. gerakan berjalan.       Dari uraian di atas, kita dapat memahami upaya yang dapat dilakukan pada anak agar mereka memiliki tingkat kebugaran yang tinggi. Salah satu cara terpenting adalah dengan jalan atau gerakan-gerakan jalan, seperti berikut ini. 1) Jalan cepat Jalan cepat adalah gerak melangkah ke depan sedemikian rupa tanpa terputus hubungan dengan tanah. Artinya, setiap kali melangkah kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 7
tanah. Pada periode melangkah di mana satu kaki harus berada di tanah maka kaki tersebut harus lurus/lutut tidak bengkok dan kaki tumpu dalam keadaan posisi tegak lurus. Secara teknis beberapa hal yang dapat kita perhatikan berikut ini. Togok Pada waktu bergerak maju ada kecenderungan untuk lebih condong badannya ke depan atau ke belakang. Oleh karena itu pertahankan badan sedemikian rupa sehingga tegak. Pundak jangan terangkat dan waktu lengan mengayun. Jika ini dilakukan maka akibatnya akan cepat melelahkan anggota badan bagian atas.  Kepala Pada saat berjalan, posisi kepala menatap ke depan, namun sesekali boleh saja menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, sebab gerakan demikian tidak menganggu dari lajunya gerak jalan tersebut.  Kaki waktu melangkah Kaki melangkah lurus ke depan satu garis dengan garis khayal dari badan si pejalan/garis khayal di antara kedua ujung kaki dipertahankan (jari- jari) segaris, tidak ke luar atau ke dalam. Pada saat menumpu, tumit harus menyentuh tanah lebih dahulu terus bergerak ke arah depan secara teratur. Lengan dan bahu Gerakan lengan mengayun dari muka ke belakang dan sikut ditekuk tidak kurang 90°. Kondisi ini harus dipertahankan dan ditambah dengan mengayunkannya dengan rileks tanpa mengganggu keseimbangan. 2)  Jalan serempak Jalan serempak adalah suatu gerakan jalan berbaris yang dilakukan secara berkelompok atau beregu. Agar gerakan jalan lebih dinamis dan menarik maka jalan yang dilakukan oleh sekelompok anak tersebut dilakukan dengan variasi-variasi gerakan jalan, baik dengan langkah tegap, langkah ngeper, langkah silang dan lain sebagainya. 3)  Jalan di tempat Gerakan jalan di tempat memberikan rangsangan kepada anak untuk mau melakukan gerakan mengangkat lutut. Tujuan gerakan ini adalah memberikan rasa atau irama langkah yang terkendali satu sama lain. Jalan di tempat ini juga dapat dilakukan sambil bermain seperti bermain mengenal mata angin atau arah barat, utara, timur dan selatan. Permainan ini juga sekaligus bisa memperkenalkan arah kanan, kiri dan sebagainya.
2 - 8 Unit 2
4)  Jalan mundur Gerakan jalan mundur memberikan rangsangan untuk keseimbangan, melatih feeling terhadap suatu kondisi, memberikan dan merangsang rasa kewaspadaan diri terhadap lingkungan sekitar, serta menambah rasa percaya diri bagi petumbuhan mental anak. Gerakan-gerakan ini dapat diberikan kepada anak-anak dalam bentuk bermain perorangan maupun kelompok. 5)  Jalan menyamping Jalan menyamping dapat dilakukan oleh semua anak dengan berbagai variasi untuk memupuk rasa percaya diri serta meningkatkan kematangan bergerak dalam berbagai bentuk aktivitas anak. Kegiatan ini pun dapat dilakukan dengan menggunakan alas, atau dapat pula dilakukan dalam bentuk permainan, baik itu satu-satu, dua-dua, tiga-tiga, dan sebagainya. 6)  Jalan silang Jalan silang dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu jalan silang maju ke depan dan jalan silang menyamping. Jalan silang ini memberikan kualitas atau tekanan pada kaki khususnya pada persendian pinggul dan persendian lutut serta persendian pada pergelangan kaki. Jalan silang ini merupakan upaya meningkatkan bobot jalan pada setiap anak serta memberikan motivasi lain dengan gerakan tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan bermain, baik secara perorangan maupun secara kelompok. 7) Jalan jinjit Jalan jinjit merupakan kontraksi dari otot kaki dengan bertumpu pada ujung kaki/telapak kaki depan didukung dengan keluasan dari persendian pergelangan kaki. Gerakan-gerakan ini memberikan rangsangan kekuatan pada tungkai kaki sehingga cepat sekali melelahkan otot kaki. Jalan jinjit ini pun dapat dilakukan dengan cara bermain baik itu secara perorangan maupun berkelompok, apakah permainan yang menggunakan alat atau tanpa menggunakan alat. 8)  Berjalan ke Depan Pada waktu berjalan posisi badan tegak, dada dibuka, perut agak ditarik ke dalam supaya rata, kepala tegak, pandangan ke depan. Tangan diayunkan dari belakang ke depan lemas dengan siku agak dibengkokkan di samping badan. Mula-mula langkah kaki kiri ke depan dengan ibu jari kaki kiri lurus dan lutut agak dibengkokkan, tangan kanan ayunkan dari belakang ke depan, siku agak dibengkokkan, tangan kiri agak diayunkan ke belakang dengan siku agak
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 9
dibengkokkan. Setelah kaki kiri kontak dengan tanah/lantai, segera langkahkan kaki kanan dari belakang ke depan kaki kiri, tangan kiri diayunkan dari belakang ke depan dan tangan kanan diayunkan dari depan ke belakang, demikian seterusnya. Yang perlu Anda perhatikan dan waktu melangkahkan kaki ke depan, yang pertama kali terkena tanah adalah tumit, kemudian pindahkan berat badan melalui ibu jari kaki, serta telapak kaki lurus ke depan. Selain itu, waktu melangkah ibu jari kaki dibantu dengan jari-jari kaki yang lainnya agak ditolakkan, dan gerakan melangkahnya dimulai dari pangkal paha. 9)  Berjalan ke  Samping Dari permulaan sikap berdiri tegak, langkahkan kaki kiri ke samping kiri, setelah kaki kiri kontak dengan tanah segera kaki kanan langkahkan ke samping kiri dan rapatkan pada kaki kiri, demikian seterusnya dan bila berjalan ke samping kanan langkahkan dulu kaki  kanan disusul dengan kaki kiri dilangkahkan ke samping kanan dan dirapatkan pada kaki kanan, pandangan tetap ke depan. Setelah Anda memahami uraian gerakan berjalan yang telah ditemukan itu, sekarang bagaimanakah jika berjalan ke belakang? Agar siswa tidak merasa bosan waktu mengikuti latihan berjalan tersebut, berikan beberapa contoh variasi dan kombinasi gerakan tangan dan kaki dari gerakan dasar berjalan tersebut! Sebelumnya tentu Anda harus sudah menguasai dan dapat melakukannya dengan benar. Di samping bentuk-bentuk jalan yang dimaksud perlu juga Anda memberikan bentuk jalan yang salah, yaitu gerakan yang menyimpang dilihat dari sudut anatomis normal. Gerakan jalan yang menyimpang tersebut adalah gerakan abnormal yang dirasakan oleh siswa. Hal tersebut untuk menambah wawasan mana yang baik dan mana yang buruk gerakan jalannya. Gerakan yang dimaksud adalah berikut ini.  Jalan ke depan dengan kedua tumit ke arah luar. Gerakan jalan ini sering disebut seseorang yang berjalan kaki dengan bentuk X.  Jalan ke depan dengan tumit ke arah dalam. Gerakan jalan ini sering disebut seseorang yang berjalan kaki dengan bentuk O.  Jalan lurus ke depan salah satunya dalam posisi jinjit, baik itu kaki kiri yang jinjit atau kaki kanan yang jinjit.  Jalan lurus ke depan dengan salah satu kaki kiri atau kaki kanan tumitnya ke dalam.  Jalan lurus ke depan dengan salah satu kaki kiri atau kanan tumitnya ke luar, dan sebagainya.
2 - 10 Unit 2
Berikut ini adalah beberapa variasi pembelajaran gerak dasar jalan yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak. a. Berjalan berkelompok sambil memegang bahu diiringi dengan bernyanyi. b. Berjalan di atas satu kaki berpasangan berdua, bertiga dan seterusnya. c. Berjalan sambil berpegangan tangan, dengan tempo bervariasi dari arah kanan ke arah kiri secara bergantian. d. Berjalan sambil berpegangan dalam formasi bersyaf satu per satu melintasi di antara teman hingga semua melakukannya. e. Berjalan dan meloncat dilakukan berpasangan berdua atau bertiga, bahkan dapat dilakukan dengan kelompok yang lebih banyak yang jumlahnya ganjil, satu orang berada di antara kelompok sebagai pusat pegangan. f. Berjalan di antara rambu-rambu yang terbuat dari balok atau botol plastik yang berwama-warni dengan bentuk lapangan dua buah segi tiga sama besar. g. Berjalan berpasangan melalui lorong di antara kedua segitiga. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara jalan menyamping, mundur, silang, jinjit, dan sebagainya. h. Berjalan sambil berpegangan, bergandengan ke samping sambil memegang pundak atau sikut dengan gerak langkah yang seirama. i. Berjalan dengan formasi lingkaran dan melintasi garis tengah dari lingkaran tersebut. Kegiatan ini dapat divariasikan dengan gerak lainnya seperti jalan di tempat, jalan seperti jalannya kaki seseorang yang berbentuk X dan O. j. Berjalan dengan formasi mata angin yang dibentuk oleh 7 rambu- rambu yang terbuat dari balok, botol plastik atau bendera-bendera kecil yang berwarna. Kegiatannya dapat dikombinasikan dengan permainan jalan beranting. k. Berjalan dengan formasi bintang bermata empat yang dibatasi oleh 8 buah rambu. Bentuk kegiatan dapat dikombinasikan seperti jalan loncat, jalan jinjit, jalan mundur, jalan menyamping, jalan di atas satu kaki, dan lain sebagainya. 1. Berjalan berpasang-pasangan dan yang di belakang menirukan gerakan jalan temannya yang di muka apa pun yang dilakukannya, di belakang harus dan selalu menirukan gerakan temannya bergantian memimpin.
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 11
m. Sama halnya dengan kegiatan di atas, tetapi dilakukan dengan kelompok yang lebih banyak lagi. n. Berjalan dengan mengitari lapangan yang berbentuk segi empat. o. Berjalan dan berlari sambil mengitari lingkaran yang dibentuk oleh tali. Gerakannya diselingi gerak loncat dan gerakan lainnya. Kegiatan ini dilakukan bergantian, sesaat menjadi lingkaran, sesaat menjadi pelaku. p. Berjalan dan berlomba dalam kelompok-kelompok. Setiap anak harus masuk ke dalam lingkaran rotan/simpai (dipakai dalam permainan hula hoop) seperti orang memakai celana. q. Berjalan dan berlomba dalam kelompoknya memasuki simpai seperti orang masuk lorong satu per satu hingga semua melakukannya. Kelompok yang lebih cepat dapat dinyatakan sebagai pemenang. r. Melangkah sambil mengangkat lutut melewati simpai-simpai yang telah disusun lurus, kemudian melengkung atau membentuk huruf Z dan lain sebagainya. s. Berjalan melewati kotak-kotak yang telah disusun sedemikian rupa untuk memberikan motivasi anak. t. Kegiatan berjalan dengan menyusun kotak-kotak berderet-deret dengan melewati beberapa baris kotak, kegiatan tersebut dapat dikombinasikan dengan suatu permainan menyerupai kereta api, dan sebagainya. u. Berjalan dan berlari dengan menggunakan alas-alas kotak dan simpai. Kegiatan tersebut melangkah selebar simpai-simpai tersebut dan setelah itu kembali jalan normal. v. Berjalan membentuk iringan kereta api dengan melewati bangku swedia.  
Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa untuk meningkatkan suatu kondisi fisik yang baik bagi anak usia sekolah dasar, diperlukan perbaikan sikap jalan, peningkatan daya tahan, peningkatan keterampilan jalan, dan peningkatan kekuatan. Setelah terpenuhinya aspek-aspeknya fisik tersebut maka diharapkan anak memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik dan mampu menangkal berbagai penyakit. Di samping kemampuan fisik meningkat maka secara mental pun diharapkan lebih baik, seperti meningkatkan rasa percaya diri, keberanian, kebersamaan, dan disiplin diri.  
2 - 12 Unit 2
3. Berlari Setiap hari siswa harus diberi kesempatan melatih otot-ototnya melalui berbagai kegiatan, termasuk berlari, melompat, berjalan, melempar, dan latihan keseimbangan badan. Bermain di halaman atau lapangan perlu direncanakan dan dilaksanakan setiap hari, sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan otot-otot besamya, belajar mengenal alam sekitar dan dapat mengekspresikan diri secara bebas tanpa merasa ada yang membatasi. Bagi orang dewasa semua gerakan dapat dilakukan dengan mudah, tetapi tidak dernikian halnya dengan siswa sekolah dasar. Dalam hal ini perlu banyak melakukan latihan dan bimbingan dari orang yang lebih dewasa agar lebih mampu untuk melakukan gerakan-gerakan secara teratur melalui kegiatan bermain. Mereka harus dibimbing pada saat melakukan setiap kegiatannya agar bisa berpengaruh positif terhadap perkembangan fisiknya, menyenangkan, dan tidak membosankan. Membentuk. atau menciptakan berbagai kombinasi dan pengembangan gerakan sambil bermain adalah tugas kita sebagai pembimbing mereka. Berlari bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai dasar untuk memberikan olah tubuh kepada siswa secara teratur. Keteraturan tentunya perlu dikombinasikan dengan berbagai gerakan yang fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan situasi atau keinginan guru. Guru bisa memanfaatkan faktor-faktor gerakan, seperti tempat, waktu, dan kekuatan untuk menciptakan berbagai variasi berlari. Variasi dapat juga diciptakan dengan menggunakan fungsi-fungsi tubuh dan anggota bagian tubuh. Dari kesemuanya itu bisa mengambil inti sari tujuan perlunya aktivitas lari bagi siswa yaitu: a. Mampu melakukan eksplorasi cara lari cepat, cara lari sambung, cara start untuk lari cepat, dan cara memasuki garis akhir dengan situasi yang menyenangkan; b. Terbentuknya sikap keuletan, ketekunan, percaya diri, mampu bekerja sama dan berani mengambil keputusan dari anak didik melalui nuansa bermain gerak yang dilakukan; c. Anak mampu menunjukkan manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini terhadap perkembangan badannya. Alat yang digunakan adalah sebagai berikut. a.   Kantong pasir (kantong kain persegi panjang berukuran 5 cm x 7 cm yang diisi pasir atau kacang-kacangan). b. Pita dari tali yang mudah putus dan tidak mudah melukai anak.
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 13
Berlari tidak banyak berbeda dengan berjalan, hanya saja akan lebih cepat sampai tujuan dan gerakannya suatu saat melayang di udara atau agak melompat. Gerakan berlari bisa digerakkan dengan berbagai kombinasi, misalnya berlari dengan menyepak pantat dengan tumit di belakang, lari dengan mengangkat paha tinggi dengan ayunan tangan, lari dengan langkah tergantung di udara, lari dengan langkah panjang dan sebagainya. Gerakan ini dapat dilakukan dengan berpasangan dua-dua, bertiga-bertiga ataupun dalam berkelompok kecil. Gerakan berlari merupakan perkembangan dari gerakan berjalan. Gerakan dasar anggota tubuh pada saat berlari menyerupai gerakan berjalan. Perbedaannya terletak pada irama ayunan langkah. Pada gerakan lari iramanya lebih cepat dan saat-saat tertentu kedua kaki tidak menginjak tanah. Untuk bisa melakukan gerakan berlari maka diperlukan peningkatan kekuatan kaki dan koordinasi yang lebih baik antara otot-otot penggerak (agonist) dengan otot-otot yang berlawanan (antagonist) pada saat kaki melangkah. Kekuatan kaki yang lebih besar diperlukan untuk menjejakkan satu kaki tumpu agar terjadi gerakan melayang, dan untuk menahan berat badan pada saat kaki lainnya mendarat, dan dilanjutkan menjejak untuk gerakan langkah berikutnya. Koordinasi yang baik antara agonist dengan antagonist diperlukan agar perpindahan dari satu langkah berikutnya yang relatif cepat bisa dilakukan dengan lancar atau tidak terputus-putus. Pencapaian perkembangan gerak berlari pada anak usia sekolah dasar  adalah sebagai berikut. a. Kemampuan kontrol untuk mengawali gerakan, berhenti, berputar dengan cepat semakin meningkat menjadi lebih baik. b. Keterampilan motorik berlari pada umumnya sudah dikuasai sehingga ia mampu menggunakan keterampilan berlari secara efektif di dalam aktivitas bermain. Karakteristik bentuk gerakan berlari yang mula-mula bisa dilakukan oleh anak adalah sebagai berikut. a. Gerakan langkah masih terbatas rentangannya. b. Ayunan lenggang tangan sebatas siku dan arahnya tidak sepenuhnya ke depan dan ke belakang melainkan cenderung ke arah samping. c. Variasi pengembangan pembelajaran gerak lari. 1) Lari dengan Rintangan Saat ini sudah dipahami bahwa perkembangan seorang anak sudah mulai dari kemampuan berjalan hingga berlari. Nah, sekarang coba Anda lakukan
2 - 14 Unit 2
permainan berikut ini kepada anak didik Anda dengan cara meletakkan rintangan di lantai, mungkin berupa simpai, tali, bangku atau kursi, mungkin berupa garis-garis dan sebagainya. Lakukan kegiatan berlari dengan tidak menyentuh atau melangkahi benda yang ada di lantai atau setiap alas yang berbeda, anak didik Anda akan melakukan gerakan berlari yang berbeda pula (Gunakan kegiatan yang memperkaya gerakan dalam hal berlari sambil merangsang ide baru dari Anda). Lakukan seperti yang ada pada gerakan jalan yang sudah di jelaskan di atas dengan cara melaksanakan berulang-ulang, bersama pasangan satu di depan, atau berpasangan sambil berpegangan tangan. Usahakan setiap gerakan lari melewati benda yang berlainan dengan melakukan gerakan yang berlainan pula. Lakukan sebanyak mungkin secara sendiri-sendiri, berpasangan, bertiga atau berkelompok kecil. Selain menggunakan rintangan seperti yang disebut di atas, gerakan lari juga dapat dilakukan di halaman sekolah yang sudah ada rintangan alamnya seperti adanya pohon, tiang ataupun onggokan pasir atau tanah yang agak miring, dan kalau mungkin melewati rintangan yang lebih tinggi seperti berlari di tangga atau mendekati jalan yang sedikit melandai, tetapi tidak membahayakan anak. Gerakan lari ternyata bukan hanya berupa melatih kecepatan bergerak ke depan atau ke samping dan ke belakang saja, tetapi memberikan tambahan manfaat, seperti untuk menunjang keterampilan dari koordinasi gerakan anggota tubuh anak. 2) Latihan Reaksi dengan Berlari dari Sikap Awal yang Berbeda Di samping kecepatan bergerak, gerakan lari yang terarah juga bisa melatih kecepatan bereaksi, kelincahan, kelenturan, keseimbangan, daya tahan, dan sebagainya. Latihan ini dapat dilakukan di halaman sekolah atau lapangan. Hanya saja Anda harus merumuskan tujuan latihan yang akan dicapai selain gerakan berlari tersebut. Umpamanya, untuk melatihkan reaksi dapat dimulai dari sikap awal, yaitu sebagai berikut. a) Duduk selonjor. b) Duduk jongkok. c) Tidur telentang. d) Tidur telungkup. e) Duduk, jongkok atau berdiri membelakangi arah lari. f)    Ide lain yang mungkin ada dalam pikiran Anda sebagai guru. Setelah sikap awal di atas tuntas dilatihkan kepada anak,
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 15
kemudian anak diperintahkan melakukan lari 25 meter atau sesuai dengan lapangan dan kemampuan yang ada (tentu ada yang memberikan aba-aba supaya larinya atau mengejar tersebut dapat dilakukan bersama-sama). Hal penting dari latihan ini adalah di samping memberikan latihan kecepatan juga memberikan latihan reaksi dan kelincahan. Ini akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Oleh sebab itu, latihan ini membutuhkan pengulangan sebanyak beberapa kali. Agar gerakan lari ini tidak membosankan anak maka sikap awalnya harus divariasikan sebanyak mungkin. Untuk melakukan latihan kelincahan lainnya Anda bisa memberikan latihan dengan cara melewati tiang atau pohon kayu seperti yang disampaikan di atas. Di dalam latihan kelincahan ini usahakan agar anak dapat mengubah arahnya dengan tiba-tiba sehingga kecepatannya tidak banyak berubah. Umpamanya dengan lari zig-zag dengan melewati teman sedang berbaris atau melewati beberapa benda yang diletakkan di lantai. Gerakan ini juga dapat dilaksanakan dengan cara berlari kesana-kemari, memindahkan balok atau batu dari satu tempat ke tempat lain. Dengan demikian, diharapkan Anda bersama teman-teman sejawat menyusun beberapa latihan yang dapat melatih kelincahan anak didik dengan persyaratan, seperti dijelaskan di atas, ditambah dengan beberapa faktor kesulitan, seperti gerakan memutar atau mengelilingi benda serta mengelakkan sesuatu benda yang datang padanya dan sebagainya. Semua kegiatan ini dapat Anda laksanakan bila anak didik Anda sudah menguasai keseimbangan badan dengan baik. Keseimbangan ini tentu sudah diberikan dalam latihan berjalan, seperti berjalan jinjit, jalan jinjit sambil tutup mata, jalan jinjit di atas satu garis atau di atas bangku. 3)  Dikejar Dikejar termasuk kegiatan lari yang dibutuhkan untuk meningkatkan kelincahan dan keberanian mengambil risiko. Lari maksudnya bukan lari disebabkan takut, tetapi bagaimana ia lari untuk memperdayakan temannya agar ia tidak tertangkap dari kejaran. Anak yang sehat tidak akan lari terpontang-panting secepatnya dengan hanya mempergunakan jalur lurus, tetapi ia akan lari bagaimana memperdayakan temannya. Mungkin saja kalau ia tidak dikejar, akan mengejek temannya supaya ia dikejar. Ketika berusaha memperdayakan temannya maka ia akan berusaha menguasai keseimbangan tubuhnya untuk dapat melaksanakan gerak tipuan sehingga sulit diduga oleh temannya mau ke mana ia bergerak.
2 - 16 Unit 2
Keterampilan mengelak atau menipu lawan dengan berbagai cara gerakan menandakan ia sudah melakukan latihan-latihan ke arah kelincahan dan keseimbangan. Apalagi bila ini dilakukan dengan waktu yang lebih lama berarti sudah dimasukkan unsur latihan daya tahan (stamina). Anak yang lincah dan memikirkan bagaimana, agar memperdayakan temannya berarti ia sudah melatih mengembangkan kemampuan aspek kognitifnya. Latihan ini dapat ditingkatkan lagi dengan meningkatkan tenaga pengejarnya. Mungkin dikejar oleh anak yang lebih lincah, atau kalau mungkin dikejar oleh dua atau tiga orang teman. Di sini semakin terlihat keterampilan seorang anak untuk membebaskan dirinya dari kejaran temannya. Untuk meningkatkan kelincahannya maka bisa saja lapangan dibatasi atau diperkecil sehingga ruang gerakannya menjadi lebih sempit. Dengan cara ini ia akan semakin berpikir bagaimana untuk menghindari temannya. Namun, perlu diwaspadai bahwa ruangan yang lebih kecil lebih berbahaya bagi anak untuk berlari dan berkejaran. 4)  Mengejar Latihan ini merupakan gabungan dari latihan jalan dan lari, di samping untuk mengetahui sejauh mana kemampuan seorang anak menandingi kemampuan anak lain. Dengan sendirinya tentu yang melakukannya adalah anak yang sebaya dengan mereka atau teman sekelas. Walaupun gerakannya hanya sepele, yaitu dengan mengejar seseorang, namun ini merupakan bentuk latihan berbagai kemampuan dalam bergerak, termasuk melatih unsur kelincahan, keseimbangan, daya tahan, dan sosial emosional anak. Di samping itu latihan ini juga berguna, untuk menghilangkan kebosanan anak melakukan kegiatan individual. Latihan ini sangat menarik perhatian anak karena menggembirakan, apa lagi bila guru dapat menyusun permainan mengejar tersebut secara berurutan sehingga dalam melakukan permainan anak tidak merasa terlalu lelah karena pelajaran yang diikutinya diselingi permainan lain yang menarik. Mengejar bukan saja kegiatan mengejar yang dilakukan oleh satu dua atau lebih pengejar, tetapi kegiatan latihan mengejar di sini dapat juga mengajarkan penggunaan waktu. Maksudnya adalah siapa yang dapat menyelesaikan suatu tugas mengejar dengan waktu yang paling singkat yang diberikan pada, mereka berdua, bertiga ataupun berkelompok dialah sebagai pemenang atau siapa yang lebih awal tiba di tujuan dari dua atau lebih anak yang berlomba mencapai suatu tempat atau memindahkan suatu alat maka dialah yang menang. Oleh karena itu, biasanya kegiatan
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 17
mengejar dilakukan dalam bentuk perlombaan sehingga akan menjadi semakin menarik bagi anak. 5) Mendaki Mula-mula anak bisa melakukan aktivitas mendaki apabila dibantu dipegangi orang dewasa, kemudian berusaha melakukan sendiri apabila ada pegangannya. Perkembangan selanjutnya anak mampu melakukan sendiri tanpa perlu menggunakan pegangan dengan gerakan, seperti berjalan. 6).   Lari cepat            Pindah tempat Siswa berdiri dalam ruang bebas. Mereka diinstruksikan berpindah dari tempatnya semula ke tempat yang baru yang ditentukan secara bebas, artinya berlari sesuai dengan keinginan masing-masing. Mereka harus berhenti pada saat guru memerintahkan atau memberi aba-aba "berhenti". Mereka berhenti pada tempatnya dalam posisi berdiri dengan kedua kaki seimbang. Waspadai agar setiap siswa tidak berbenturan dengan teman yang lainnya. Berpindah tempat dengan kecepatan Dalam posisi pertama, berdiri bebas di dalam ruang. Kemudian, mereka diminta berpindah tempat dengan cara mereka sendiri, asalkan sampai ke tempat tujuan. Siswa mengeksplorasi berbagai cara untuk berpindah tempat. Pada akhirnya dapat menyimpulkan bahwa lari merupakan cara yang tepat dan tercepat untuk menuju tempat tujuan. Di sini guru dapat memperkenalkan sebuah konsep gerak lokomotor yang disebut dengan lari. Lari dengan berubah arah Siswa dikumpulkan di dalam suatu ruangan yang diberi batas, misalnya ruang kelas yang besar. Mereka disuruh bergerak lari secara bebas tanpa berbenturan. Dalam kegiatan tersebut harus lari dengan mengubah ke berbagai arah. seperti gerak lari lurus, zig-zag, melengkung, belok kiri, dan kanan. Di sini di perkenalkan konsep alur gerak. Sebagai ilustrasi nyata dari kegiatan ini. misalnya siswa bergerak, seperti mobil atau sepeda di jalan raya di mana harus mengendarai mobil atau sepeda dengan selama Lari cepat dan berubah arah Para siswa bergerak lari seperti layaknya gerakan mobil di jalan raya yang ramai dengan mobil dan kendaraan lainnya. Agar mereka bisa cepat dan aman ke tempat tujuan maka mereka harus mengendalikan mobilnya dengan baik agar tidak bertabrakan. Terkadang mereka seakan-akan harus menancap gas agar cepat melarikan mobilnya, terkadang harus menginjak rem untuk
2 - 18 Unit 2
mengurangi kecepatan mobilnya. Terkadang pula mereka harus mengubah arah dan menghindar dengan berbelok atau melakukan zig-zag. Konsep gerakan lari ini disebut konsep kecepatan dan perubahan arah. Lari cepat Siswa diberi tugas untuk berlari cepat dengan jarak 20 meter secara beregu sementara regu yang lain mengamatinya. Diberi kesempatan untuk bertanya jawab dengan guru tentang cara berlari yang benar. 7)   Lari Sambung Permainan estafet Permainan ini mirip dengan olahraga lari estafet yang sering dilihat dalam perlombaan atletik tingkat dewasa. Namun, dalam permainan ini yang menjadi peserta gerak lari adalah siswa sekolah dasar, yang harus memindahkan atau menyerahkan sebuah kantong pasir seberat kurang lebih satu ons kepada temannya dalam posisi berdiri di tempat. Bentuklah formasi menjadi dua berbanjar. Anak paling belakang memegang kantong pasir dan menyerahkan kepada teman di depannya, demikian seterusnya. Seperti pada kegiatan permainan estafet, tetapi teman yang menerima berdiri berjauhan dengan yang menyerahkan kantong pasir. Seperti pada kegiatan permainan estafet, tetapi dengan menggunakan tongkat bambu atau kayu sepanjang 20-30 cm. Lomba lari beranting (estafet) Siswa dalam formasi berbanjar, anak yang belakang memegang tongkat. dan lari keliling secepat-cepatnya, kemudian memberikan tongkat tersebut kepada teman sekelompok yang ada di depannya. Serah terima tongkat dilakukan seperti pada kegiatan (3). Masing-masing kelompok melakukan kegiatan serupa. Kelompok yang menyelesaikan putaran tercepat dianggap sebagai pemenang. 8)   Pengenalan cara start lari a)  Permainan roti-rotan Anak dalam posisi berdiri membentuk formasi dua bersaf. Satu regu dinamakan Roti, dan regu lainnya dinamakan Rotan. Mereka diminta untuk berkonsentrasi. Guru menginstruksikan dengan aba-aba Roti dan Rotan. Apabila disebut Roti maka regu Roti harus segera lari, dan regu Rotan mengejar dan berusaha menyentuhnya. Penamaan masing-masing regu terserah guru, namun gunakan penamaan yang mudah dipahami dan pernah diketahui siswa. Jangan memberi nama kelompok Apel dan Strawberry jika belum pernah mendengar atau melihat macam buah tersebut. b) Sama dengan kegiatan (1), tetapi dalam posisi jongkok.
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 19
Dalam kegiatan (1) dan (2), siswa dirangsang untuk menemukan cara melakukan start yang efektif. Start yang efektif berkaitan dengan perpindahan, berat badan ke depan, kecepatan reaksi, dan waktu pengambilan keputusan serta tindakan. c) Lomba start Siswa  dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masing terdiri atas 4 anak. Setiap anak melakukan start jongkok pada garis start. Guru memberikan aba-aba. Bentuk gerakan ini ditekankan pada posisi tungkai dan tangan, perubahan berat badan, kecepatan reaksi, dan gerak lanjutan. d) Kegiatan puncak Lomba lari cepat 25 meter Kegiatan ini seperti pada (3), dengan penekanan pada cara/sikap lari yang baik, posisi badan agak condong ke depan, kepala tegak dan pandangan ke depan. Kecepatan lari tetap dipertahankan walaupun tidak mengubah lebar langkah, dan tetap dilakukan dengan bentuk pengenalan gerak dasar melalui nuansa kegiatan bermain sesuai dengan tahap perkembangan usia sekolah dasar.
4. Melompat Lompat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Sebelum siswa diajarkan gerakan melompat maka perlu dibekali pemahaman tentang arti lompat itu sendiri. Pada kegiatan lompat, seorang siswa bisa mulai melompat di mana saja, tetapi bidang pendaratan atau tujuannya harus diberi tanda agar mengetahui tanda tersebut sebagai tingkat keberhasilan dalam lompatannya. Alat yang digunakan dalam pembelajaran lompat dapat berupa tali yang direntangkan melintang untuk dilompati. Perhatikan faktor keamanan atau keselamatan anak yang akan melakukan lompatan. Anak dapat dirangsang supaya badannya terangkat ke atas dengan cara melewati tali yang dibentangkan dengan ketinggian 30 cm, 40 cm, atau 50 cm. Pengaturan ketinggian seperti ini perlu dilakukan agar siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran lompat, khususnya dalam pembelajaran lompat jauh. Kegiatannya sama seperti di atas dapat dilakukan, namun dengan alat berupa lingkaran-lingkaran yang terbuat dari karet atau dari ban bekas. Anak ditugaskan melakukan lompatan dan
2 - 20 Unit 2
mendarat pada lingkaran yang dimaksud. Tujuan pembelajaran ini adalah untuk melatih kecermatan dalam mengatur tempo atau kecepatan sehingga kedua kaki mampu mendarat di lingkaran tersebut. Cara lain yang menarik diikuti siswa adalah menggunakan lingkaran plastik yang disebar dengan jarak yang beragam. Kemudian, tawarkan kepada siapa saja yang mampu melompat. Tujuan kegiatan tersebut adalah untuk memberikan kemampuan tingkat keterampilan yang dimiliki anak. Bisa saja Anda menyusun lingkaran-lingkaran plastik tersebut dengan jarak yang berurutan. Tujuan pembelajaran yang dimaksud adalah untuk mengatur tempo atau kecepatan pada lompatan-lompatan yang harus dilakukan. Bila di sekolah tersedia kotak atau box dan lingkaran plastik maka kegiatan belajar lompat jauh bisa memanfaatkan kotak/box tersebut dengan menyusunnya menjadi dua lapis ke atas ke depan dan anak yang melompat harus masuk ke dalam lingkaran plastik yang tersedia. Kegiatan belajar lompat jauh bisa pula memanfaatkan alat-alat yang telah tersedia, misalnya menggunakan 2 buah bangku swedia, 4 lapis matras dan kasur busa. Semua alat tersebut disusun sedemikian rupa sehingga bisa berfungsi menjadi permainan melompat. Gerak dasar lompat juga terkait dengan gerak dasar lari, yaitu melakukan gerak awalan. Jadi, dalam gerak lompat terdapat sejumlah komponen yang bisa diaktifkan secara maksimal, yaitu kecepatan, kelincahan, kelenturan, dan daya tolak otot tungkai. Kecepatan lari sangat menentukan keberhasilan melakukan lompat jauh. Daya dorong otot tungkai dalam gerak melompat juga sangat berperan pada saat gerakan menolak untuk melewati tiang dalam lompat tinggi atau bak pasir atau matras dalam lompat jauh. Tujuan guru mengajarkan lompat adalah dapat memberi pengenalan gerakan dasar yang diharapkan memiliki keterampilan dasar yang kelak dikembangkan lebih lanjut. Modifikasi untuk gerak lompat diarahkan pada faktor kecepatan lari, kemampuan menolak, kelincahan dan kelenturan. a. Contoh pengembangan gerak lompat 1)  Lompat jauh Tujuan pengembangan gerak lompat adalah mengajarkan siswa melompat ke depan (jauh) dengan sikap gerak lompat yang benar, yaitu membengkokkan lutut, mengayunkan lengan, dan melakukan gerak perluasan (ekstensi). Jika siswa ingin mendarat dengan benar di saat melakukan gerak lompat maka ia harus melakukan gerak mengeper untuk menyerap kekuatan, lutut dibengkokkan, dan melakukan pendaratan dengan dua kaki. Dengan memberikan pengembangan gerak lompat
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 21
seperti ini maka anak diharapkan memiliki keberanian mengambil keputusan, menentukan tindakan yang tepat, berani, dan bertanggung jawab. Untuk lebih jelasnya marilah dilakukan uraian kegiatan berikut. Pertama-tama siapkan matras atau bak pasir Materi yang hendak diajarkan adalah keterampilan melompat ke depan (jauh). Keterampilan ini terdiri dari serangkaian gerak awalan, menumpu untuk melompat ke depan, dan mendarat. Gerak awalan dimaksudkan untuk memperoleh kecepatan awal sebagai momentum sebelum melakukan tumpuan. Segera setelah  memperoleh kecepatan maksimum, gerakan menumpu dapat dilakukan dengan satu kaki sekuatnya guna memperoleh daya dorong horizontal dan vertikal. Gaya yang dihasilkan tersebut membawa posisi tubuh di udara ke arah depan sejauh-jauhnya. Gerakan mendarat, kemudian dilakukan dengan menjejakkan kedua kaki ke matras atau bak lompat. Dalam pelaksanaannya, melompat ke depan (jauh) dapat dilakukan tidak harus langsung ke titik baku melompat jauh seperti halnya dalam atletik. Nuansa bermain tetap diprioritaskan dan bagaimana mengajarkan gerak dasar melompat secara bertahap dari gerakan sederhana dalam situasi yang menyenangkan. 2)   Melompat tanpa Gerakan Awalan a)    Tolakan dengan dua kaki Sikap permulaan: Berdiri tegak, kedua kaki rapat atau agak rapat, kedua tangan di samping badan. Gerakannya: Sambil membengkokkan lutut ke depan, kedua tangan diayunkan ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan, tumit diangkat. Kemudian, sambil menolakkan kedua kaki ke atas depan, kedua tangan diayunkan dari belakang ke depan atas melewati samping badan. Pada waktu mendarat/jatuh pada kedua kaki lutut ditekuk supaya mengeper, kedua tangan ke depan, berat badan ke depan atau pada kedua ujung kaki. Pandangan ke depan. b)   Tolakan dengan satu kaki Sikap permulaan: Berdiri dengan salah satu kaki di depan (kiri) lurus, kaki yang lainnya (kanan) di belakang dengan lutut agak ditekuk ke depan. Kedua tangan ke belakang, berat badan berada pada kaki kanan.  
2 - 22 Unit 2
Gerakannya: Bersamaan dengan mengayunkan kaki kanan ke atas depan, kaki kiri ditolakkan ke atas depan menyusul kaki kanan, kedua tangan diayunkan dari belakang ke depan atas melalui samping badan. Pada waktu badan melayang di udara, kedua kaki dirapatkan, jatuh atau mendarat pada kedua kaki (ujung kaki) dengan lutut ditekuk badan mengeper, kedua tangan ke depan, berat badan agak ke depan atau pada kedua ujung kaki.  3)    Melompat dengan Gerakan Awalan Cara melakukan gerakan dasar melompat dengan menggunakan gerakan awalan adalah sama seperti pada melompat tanpa gerakan awalan. Hanya saat sebelum melakukan tolakan didahului dengan lari dulu beberapa langkah (3, 5, 7 langkah atau lari secepatnya, sesuai dengan tingkat kemampuan anak) cepat pada batas melakukan lompatan, baru melakukan tolakan dengan dua kaki atau dengan satu kaki sesuai dengan tugas yang harus dilakukannya. Yang perlu diperhatikan, antara lain berikut ini. a) Pelaksanaan latihan melompat harus dilakukan pada bak lompatan yang berisi pasir yang gembur atau lunak agar tidak membahayakan. Jika hanya sekadar melompat saja untuk melihat cara melompat dan jatuhnya maka dapat dilakukan pada tempat yang lunak. Jangan sekali- kali dilakukan di tempat yang keras. b) Guru harus terus mengawasi setiap anak yang melakukan latihan. Bila ada kecelakaan maka guru harus memberikan pertolongan dengan cepat serta tepat pada waktunya. c) Segera perbaiki bila ada yang salah melakukannya. d) Apabila telah benar-benar menguasai keseimbangan, maka coba berikan berbagai variasi dan kombinasi di dalam melakukan lompatannya. Dalam melakukan kegiatan ini siswa diharapkan mampu mengembangkan keberaniannya dalam mengambil keputusan, ketetapan menentukan tindakan, dan disiplin. Manfaat dari gerakan melompat ini adalah: a) Meningkatkan kekuatan dan kecepatan otot-otot tungkai, b) Meningkatkan kelenturan dan keseimbangan tubuh, c) Mengembangkan koordinasi gerak mata, lengan dan tungkai.
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 23
b. Proses Pembelajaran 1) Pendahuluan. Siswa dalam formasi dua bersaf membentuk lingkaran. Seorang anak ditunjuk sebagai pelari dan seorang sebagai pengejar. Sebelum kena sentuh, pelari dapat menyentuh bagian terdepan dari salah satu barisan/saf. Anak yang terbelakang dari saf yang disentuh harus menjadi pelari. Apabila pelari terkena sentuh, dia balik menjadi pengejar. Demikian berlangsung seterusnya. 2) Lari melompati teman membungkuk/menelungkup Anak diatur dalam posisi berbanjar, secara bergiliran melompati teman di depannya yang dalam posisi menelungkup. 3) Mengayun lengan berirama Siswa mengayun lengan ke depan dan ke belakang dengan berirama dan hitungan 1..., 2 ..., dan pada hitungan 3 melompat ke depan. Perhatikan pada waktu mendarat posisi lutut harus dibengkokkan dan jangan lupa memakai gerakan mengeper untuk menyerap sisa kekuatan. Mendarat dengan kedua kaki dan tumit menyentuh lantai. Upayakan kepala tetap tegak, pandangan mata ke depan. Ayunkan lengan ke belakang dengan rentangan penuh (ekstensi). Setelah melompat, ulurkan kedua lengan tersebut ke arah luar atau sejauh- jauhnya. Saat akan mendarat, ayunkan kedua lengan tersebut ke depan. 4) Melompat dengan tali Tali direntangkan lurus di atas lantai. Perhatikan cara melompatnya! Mendarat di kedua kaki, tumit menyentuh dulu, lutut bengkok, lengan menjulur ke depan. 5) Melompat tali yang berbentuk V Berdiri pada bagian antara kedua tali yang berjarak pendek. Melompatlah, kemudian pindah pada bagian tengah, dan melompatlah. Berdirilah pada bagian paling lebar dari huruf V, dan melompatlah! Aturlah jarak antara siswa (tali) satu dengan yang lain agar tidak berbenturan. Sesuaikan lebar tali (bentuk V) menurut kemampuan masing- masing anak.  Ingat lakukan gerakan ayunan lengan dan bengkokkan lutut saat gerakan awalan. Apabila ingin melompat sejauh-jauhnya, rentangkan lengan, tungkai, dan ankel saat melayang di udara. Bila, anak telah dapat melampaui bagian terluas dari tali V, kemudian tali V diatur kembali agar menjadi lebih luas.
2 - 24 Unit 2
5. Meloncat Loncat adalah suatu gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh/tinggi dengan ancang-ancang dari cepat atau lambat dengan menumpu dua kaki dan mendarat dengan kaki/anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan yang baik. Gerakan meloncat mula-mula tampak atau bisa terbentuk dari gerakan berjalan atau melangkah dari tempat yang agak tinggi ke tempat yang lebih rendah, misalnya menuruni tataran tangga rumah atau turun dari bangku pendek. Apabila anak berdiri di atas bangku pendek dan ingin turun dengan cara melangkah turun maka akan terjadi loncatan kecil karena kaki tumpu belum mampu menahan berat badan dengan menekuk lutut sampai kaki yang melangkah menapak di lantai. Gerakan seperti itu bisa membentuk gerakan meloncat. Penguasaan gerak meloncat berkembang sejalan dengan peningkatan kekuatan kaki serta keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan meloncat yang mula-mula dikuasai adalah dengan cara menumpu dengan satu kaki dan mendarat dengan satu kaki yang lain. Gerakan yang dikuasai kemudian adalah menumpu dengan kedua kaki bersama-sama. Gerakan meloncat dengan tumpuan kedua kaki dan mendarat dengan kedua kaki baru dikuasai kemudian. Tujuan pembelajaran meloncat di sini adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik atau potensi jasmani anak seperti melatihkan kekuatan, daya tahan, kelincahan, kecepatan, dan ketangkasan. Di samping itu juga gerak meloncat bertujuan untuk meningkatkan kesiapan mental secara umum, seperti memiliki rasa percaya diri, meningkatkan rasa keberanian, dan kebersamaan anak. Beberapa variasi kegiatan meloncat yang dapat dilaksanakan antara lain berikut ini. a. Kegiatan melakukan loncatan dengan menggunakan alat tali yang diletakkan di tanah atau lantai menyerupai huruf "S". b. Sama dengan kegiatan di atas hanya tali diletakkan lurus bentuk secara sejajar. c. Loncat menggunakan simpai yang disusun secara berjajar sebanyak 5 buah. d. Loncat melewati balok-balok dengan jumlah yang cukup banyak (10 buah). e. Loncat menggunakan bangku swedia
6. Melempar Melempar adalah gerakan mengarahkan satu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan ke arah tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan
 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan  2 - 25
menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsur gerakan, Misalnya, lengan dengan jari-jari yang harus melepaskan benda yang dipegang pada saat yang tepat. Untuk melakukannya dengan baik maka anak memerlukan koordinasi gerak yang baik dengan gerakan bahu, togok, dan kaki. Gerakan melempar bisa dilakukan, tetapi gerakannya masih kaku dan koordinasinya belum baik. Penempatan posisi kaki dan togok masih belum benar dan cenderung seperti berdiri biasa. Gerakan hanya terbatas pada ayunan lengan dan sedikit gerakan badan. Kemampuan melakukan gerakan melempar terus berkembang, dan bentuk gerakannya akan semakin baik. Koordinasi gerak antara ayunan lengan, jari tangan, togok, dan kaki sudah bisa membentuk gerakan yang efisien Program pengembangan jasmani melalui pembentukan gerak dasar melempar bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dalam melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya agar lebih terampil dengan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan tingkat usia dan kemampuannya. Pengembangan kemampuan gerak dasar melempar dapat dilakukan dengan menggunakan bola kasti, bola tenis atau jenis bola plastik. Bagaimana dengan tindakan Anda sebagai guru bila mengajarkan gerak dasar melempar, sedangkan bola kasti, bola tenis ataupun bola plastik saat itu tidak ada? Untuk dapat mengajarkan gerakan dasar melempar terlebih dahulu guru perlu memahami dan menguasai prosedur melakukan gerakan melempar tersebut serta konsep cara melakukannya. Gerakannya: Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan kanan yang memegang bola diayunkan ke samping belakang. Kemudian, dari belakang bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas kepala ke atas dan ke depan. Selanjutnya bola dilepas pada saat tangan lurus dan berat badan berada pada kaki kiri (jika melempar jauh) serta bersamaan dengan badan dilonjakkan ke atas, ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas depan. Mendarat pada kaki kanan, kaki kiri tergantung lemah di belakang, pandangan mengikuti arah jalannya bola. Jadi, hal penting yang harus diperhatikan oleh guru pada waktu anak melempar antara lain, mengenai sikap berdiri pada saat akan melempar, perpindahan berat badan waktu akan melemparkan bola, gerakan melemparkan bola, dan gerakan lanjutan dari lemparan bola tersebut. Sekarang
2 - 26 Unit 2
bagaimana jika melempar bolanya ke bawah? Untuk melakukan kegiatan gerakan dasar melempar, boleh diberi tugas berbagai ragam melempar bola, seperti berikut ini. a. Melempar sejauh-jauhnya melalui atas kepala. b. Melempar ke sasaran yang telah ditentukan. c. Melempar dari samping. d. Menggelinding di atas tanah. e. Melempar dari belakang melalui bawah badan dan di samping badan. f. Melempar dengan dua tangan, baik melalui atas maupun melalui bawah badan.

Minggu, 20 Oktober 2013

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN




2.1. PENGERTIAN PERNAPASAN


Definisi Pernapasan :
·      Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke dalam & keluar paru
·      Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu “pernapasan luar”
Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.

Proses pembakaran zat makanan secara singkat ditunjukan pada baga berikut:
Zat Makanan(gula) + Oksigen à kabon doiksida + uap air + energ



2.2. FUNGSI DAN STRUKTUR SISTEM RESPIRASI

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
Ø  Berdasarkan anatomi:
Saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring
Saluran nafas bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan percabangannya sampai alveoli
Ø  Berdasar fungsionalnya:
o    Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis, tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan & menyamakan udara dg suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus terminalis.
o    Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli respiratory sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.
2.3. ALAT-ALAT PERNAPASAN

2.3.1. HIDUNG

Ø  Nares Anterior

Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.

Ø  Rongga Hidung
            Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak, memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
  1. Lubang hidung
  2. Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
  3. Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior
  4. Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
  5. Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
  6. 2.3.2. SALURAN PERNAPASAN

    Ø  Faring

    adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung (nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal)
    Ø  Laring
               
                Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.
    Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
                Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
                Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.
                Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup lubang atas laring sewaktu menelan.


    Ø  Trakea
               
                Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabanf menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20 lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea; selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang.
                Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea torasika berjalan melintasi mediastenum (lihat gambar 5), di belakang sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak dibelakang trakea.
               
    Ø  Kedua bronkus

    yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.(lihat gambar 3)
               
    Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
    2.3.3. RONGGA TORAKS

                Batas-Batas yang membentuk rongga di dalam toraks :
    ü  Sternum dan tulang rawan iga-iga di depan,
    ü  Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus intervertebralis) yang terbuat dari tulang rawan di belakang.
    ü  Iga-Iga beserta otot interkostal disamping
    ü  Diafragma di bawah
    ü  Dasar leher di atas,

    Isi ;
    Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan memebentuk batas lateral pada mediastinum
    Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada diantara kedua paru-paru. Isinya jantung dan pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens, vena kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.


    2.3.4. PARU-PARU

                Paru-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum . Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.

    Ø  Lobus paru-paru (belahan paru-paru ).

    Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang. Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, elastis, berpori, dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang ada di dalamnya.
             
    Gambar 7. Diagram batas lobus paru-paru.     Gambar 8. Diagram dari akhiran sebuah Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus         bronkiolus didalam alveoli
     dan yang kiri mempunyai dua lobus
    Ø  Bronkus Pulmonaris

                Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum masuk paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru, bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia.
    Bronkus Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara – suatu jaringan pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.

    Ø  Pembuluh Darah dalam Paru-Paru

                Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh  saluran-saluran bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu membelah-belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.
    Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan.
    Kapiler paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
                Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.

    Ø  Hiilus (Tampuk)Paru-Paru dibentuk struktur berikut

    ·           Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk diisi oksigen
    ·           Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru – paru ke jantung
    ·           Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan jalan udara utama.
    ·           Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru – paru.
    ·           Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru – paru ke vena kava superior.
    ·           Pebuluh limfe, yang masuk – keluar paru – paru, sangat banyak,
    ·           Persarafan. Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.
    ·           Kelenjar limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru – paru dapat menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru – paru.
    ·           Pleura. Setiap paru –paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru – paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di sebelah tampuk paru – paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia.
               
    Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.