Kamis, 16 Januari 2014

RENANG



1.1 Prestasi renang Indonesia
Walaupun cabang olahraga renang Indonesia mendapatkan emas pada ajang SEA GAMES lalu, namun Indonesia gagal mengirim atlitnya ke Olimpiade London kemarin.
Richard Sambera menilai kegagalan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) meloloskan atletnya ke Olimpiade tak lepas dari banyaknya persoalan dalam hal pembinaan atlet, terutama yang berkaitan dengan fasilitas dan program yang dijalankan. (http://www.metrotvnews.com/metronews/news/2012/06/08/94042/Richard-Sambera-Prihatin-Pembinaan-Renang/4_, diakses online pada Jumat, 8 Juni 2012 11:34 WIB)
Menurut pengamat olahraga nasional penyebab menurunnya prestasi renang, wartawan tabloid “BOLA”, Ignatius Sunito dan para pengamat olahraga lainnya mengatakan kalau masalah dana adalah penyebab utamanya. Terbatasnya dana membuat PRSI kesulitan untuk melaksanakan kompetisi renang tingkat nasional seperti dulu lagi, kurangnya rasa nasionalisme pemain, kurangnya manajemen dalam official, kurangnya disiplin. (http://www.jualbeliforum.com/sastra/276676-makalah-tentang-renang.html, diakses online pada 20 Oktober 2012)

2.1 Keadaan kepengurusan PB-PRSI
PB-PRSI adalah induk organisasi olahraga renang di Indonesia. Mulai menurunnya prestasi renang Indonesia, ditengarahi enyababnya dari system kepengurusan PB-PRSI yang tidak maksimal.
Ini ditandai dengan adanya kisruh pada POPNAS yang rencananya akan diselenggarakan di Riau gagal. Itu karena sejumlah daerah melakukan aksi mogok bertanding akibat tuan rumah Riau ngotot menampilkan perenang Pelatnas Prima. (http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=218182:popnas-kisruh-renang-batal-tanding-&catid=22:rnasional&Itemid=41, diakses pada minggu 3 Oktober 2012)
Selain itu di Makasar juga ada masalah baru, yakni Ketua Harian Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sulsel Abdul Muin, mengatakan keinginan agar Musyawarah Olahraga Provinis (Musorprov) KONI Sulsel tidak hanya memilih Ketua namun dan pembentukan pengurus baru, juga sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) KONI. (http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/42455/pengurus-olahraga-ingin-koni-dirombak-total, diakses pada Kamis, 4 Oktober 2012)
Pengurus olahraga Sulawesi Selatan meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel lebih transparan dalam hal penggunaan anggaran Pekan Olahraga Nasional (PON). Ketua Harian Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sulsel Abdul Muin di Makassar, Rabu, mengatakan, dengan adanya keterbukaan akan membuat atlet dan pelatih setiap cabang dapat lebih fokus menghadapi PON 2012.
(http://makassar.antaranews.com/berita/41209/pengurus-olahraga-minta-koni-transparan-penggunaan-anggaran, diakses pada Rabu, 15 Agustus 2012)

3.1 Sarana dan prasarana cabang olahraga renang di Indonesia
Bukan hanya sistem kepengurusan PB-PRSI yang kurang maksimal, namun di Indonesia sarana dan prasana untuk cabang olahraga renang, masih banyak kekurangan. Ini terbukti saat PON di Pekanbaru kemarin yakni: Dinding kolam berlumut, airnya berbuih dan tidak terawat. Ketika Pengurus Provinsi Persatuan Renang Seluruh Indonesia Riau berkunjung. Venue kolam renang tersebut tidak bisa difungsikan pada training center (TC) atlet renang PON Riau karena kondisinya yang tidak layak. (http://www.fokusriau.com/berita-694-gimana-atlet-mau-latihan-kolam-renang-berlumut-dan-berbuih.html, diakses pada Rabu, 25 Juli 2012)
Pada Coaching Clinic (pelatihan) yang dilakukan oleh pelatih renang asal Rusia, Berezutskaya Ala yang biasa di panggil Rezutska di Kota Sidimpuan, dia mengatakan bahwa atlit akan sulit berprestasi bila sarana dan prasarana yang dipergunakan tidak standar. (http://www.metrosiantar.com/2012/pelatih-dari-rusia-latih-atlet-renang-psp/, diakses online pada Selasa, 9 Oktober 2012)

4.1 Sistem pembinaan cabang olahraga renang di Indonesia
Sistem pembinaan di Indonesia juga salah satu alasan kenapa prestasi renang Indonesia belum bisa mencapai prestasi yang maksimal. Karena pembinaan atlit usia dini dinilai sangat penting untuk mendapatkan penerus atlit senior yang sudah lewat masa keemasannya.
Pembinaan cabang olahraga renang di Cilegon, dinilai belum merata. Hal tersebut diketahui  dari pekan olahraga Kota ke IV  Cilegon   mempertandingkan Cabang olahraga renang di Kolam Renang, KCC, Kota Cilegon, selasa  (3/4) yang hanya diikuti oleh beberapa kecamatan saja. (http://www.fesbukbantennews.com/2012/04/pembinaan-cabor-renang-di-cilegon-belum-merata/, diakses pada tanggal 3 April 2012)

Ketua Harian KONI Jawa Timur Dhimam Abror, saat dikonfirmasi RRI hari ini (24/9), menilai ada yang salah dengan pembinaan internal di cabang olahraga renang. “Ada gap antara atlet senior dan yunior yang membuat atlet tampil tidak total,” Jelas Dhimam. Karena atlet andalan yang berlaga di PON Ke-17 2008 lalu masih tampil di PON tahun ini namun sudah tidak sanggup mencapai best time sementara atlet yunior dianggap belum mampu bersaing. (http://rrisby.net/sorotan-cabor-renang.html, diakses pada tanggal 24 September 2012)