Sabtu, 28 Januari 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI ATLIT OLAHRAGA

 Latar Belakang
Olahraga adalah suatu aktivitas yang selalu dilakukan oleh setiap orang. Mulai olahraga yang sederhana seperti jalan kaki sampai olahraga yang komplek seperti olahraga permainan. Sesuai dengan tujuannya olahraga dibagi menjadi tiga yaitu, olahraga permainan, olahraga pendidikan, dan olahraga prestasi.
Olahraga prestasi dilakukan oleh atlit-atlit professional dalam setiap cabang olahraga yang dilakukan. Pada setiap cabang olahraga puncak dari prestasi seorang atlit berbeda-beda. Prestasi olahraga adalah suatu pencapaian akhir yang memuaskan berdasarkan target awal tim atau atlet, dalam lingkup dunia olahraga (Pelana, 2013). Jadi dalam olahraga prestasi, setiap atlit pasti mentargetkan untuk mendapatkan prestasi puncaknya.

Menurut Alderman (1947) bahwa penampilan atlet dapat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: Faktor kesegaran jasmani yang meliputi; sistem kardiovaskuler-respiratori, daya tahan, kekuatan, kecepatan, power, koordinasi, kelentukan dan kelincahan, dan sebagainya. Faktor ketrampilan meliputi; koordinasi gerak, keindahan gerak, waktu reaksi, dan sebagainya. Faktor pembawaan fisik seperti; segi-segi antrophometrik antara lain tinggi dan berat badan, panjang lengan, tungkai, lebar bahu, kemampuan gerak, dan lain sebagainya. Faktor psikologi dan tingkahlaku meliputi; motif-motif berprestasi, intelegensi, aktualisasi diri, kemandirian, agresivitas, emosi, percaya diri, motivasi, semangat, rasa tanggungjawab, rasa sosial, hasrat ingin menang dan sebagainya. Disamping faktor-faktor tersebut di atas ada banyak lagi faktor juga turut menentukan prestasi atlet antara lain; faktor struktur tubuh, postur tubuh, gizi, dan lingkungan meliputi; orang tua, keluarga, dan masyarakat, alam sekitar (cuaca dan iklim), sarana-prasarana dan fasilitas latihan dan bertanding, dana, pelatih yang professional, organisasi yang baik, penghargaan kepada atlet, pelatih, pembina olahraga, pengalaman bertanding yang banyak dan faktor keturunan (heriditi).
PEMBAHASAN

2.1  Faktor Fisiologis
Salah satu respons fisiologi yang dapat membantu meningkatkan prestasi olahraga adalah dengan menghitung denyut nadi, yang berguna untuk mendapatkan “training zone” selama kita berolahraga. Dalam melakukan aktivitas/latihan akan terjadi beberapa perubahan fisiologi antara lain respons jantung, pernafasan, biokimia tubuh lainnya.

Wilimore dkk mengatakan sekarang telah berkembang pendapat, bahwa endurance (daya tahan) jantung paru tinggi, dapat meningkatkan kemampuan prestasi. Latihan endurance pada umumnya daya tahan jantung paru merupakan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat, yang cukup lama. Jadi yang dimaksud dengan endurance adalah kemampuan seseorang melaksanakan gerak dengan seluruh tubuhnya, dalarn waktu yang cukup lama dan dengan tempo sedang sampai cepat tanpa mengalarni rasa sakit dan kelelahan berat.

 Namun, para ahli fisiologi berpendapat bahwa latihan endurance sangat penting bagi semua cabang olahraga. Karena dengan tingkat endurance yang tinggi, kualitas aktivitas yang berat seperti melakukan sprint sambil menendang bola. Akan tetap dipertahankan dengan tempo tetap tinggi, selama pertandingan berlangsung, apabila mereka masih tetap segar untuk melakukan hal- hal yang sama selama pertandingan belum selesai.

Dengan demikian sistem jantung-peredaran darah yang baik, maka kebutuhan biologis tubuh pada waktu istirahat maupun latihan akan diperlancar. Kelancaran tersebut dimungkinkan alat-alat peredaran darah berisi darah yangmemberikan zat-zat makanan dan O2 yang sangat diperlukan jaringan tubuh, dapatmenjalankan fungsinya dengan sempurna. Berfungsinya alat-alat tersebut akan semakin sempurna dan efisien, bilamana memperoleh latihan-latihan dengan dosis/takaran yang benar dan tepat.

Demikian juga dengan beberapa perubahan yang terjadi di dalam otot agar badan mendapat penampilan (performance) yang memadai. Perubahan badan iniantara lain berupa kenaikan kapasitas otot-otot rangka dalam membakar glukosa dan lemak untuk energi selama olahraga. Perubahan-perubaha ini menyehatkan, yang bersangkutan dapat berlatih dalam waktu yang lebih lama tanpa mengalami kelelahan, hal ini tentu dapat meningkatkan prestasi atlet.

2.2  Faktor Psikologis
Singer, R.N. (1980) mengemukakan secara singkat bahwa psikologi olahraga adalah “the Science of Psychology applied to athletes and athletic situations” Cox, R.H. (1986) mengemukakan bahwa Sport Psychology is a science in which the principles of psychology are applied in a sport setting”. Jadi, Psikologi Olahraga pada hakikatnya adalah psikologi yang diterapkan dalam bidang olahraga, meliputi faktor-faktor yang berpengatuh secara langsung terhadap atlet dan faktor-faktor di luar atlet yang dapat mempengaruhi penampilan (performance) atlet tersebut. Weinberg, R.S. & Gould, D. (1995) mengemukakan bahwa “Sport and exercise psychology is the scientific study of people and their behavior in sport and exercise context”.

 Memahami bagaimana keterlibatan seseorang dalam olahraga mempengaruhi perkembangan psikis, kesehatan, dan kesejahteraan psikisnya. Apabila dihubungkan dengan olahraga, khususnya olahraga prestasi, pengertian ini jelas menunjukkan bahwa penampilan (performance) seorang atlet dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis. Baik pengaruhnya positif dalam arti penampilan baik, maupun negatif dalam arti penampilan menjadi buruk. Ini adalah faktor psikologis, yang sering kali disebut faktor psikis atau faktor mental. Dalam perkembangan olahraga prestasi dewasa ini, faktor psikologi telah menjadi salah satu bahasan tersendiri dalam mencapai penampilan atlet secara optimal. Gejala atau fenomena prilaku kejiwaan yang aneh-aneh tidak hanya muncul pada atlet yang sudah berprestasi tinggi tetapi juga bisa muncul pada atlet yang baru mulai berprestasi, hal ini selalu menjadi bahan kajian bagi ilmu psikologi olahraga.

Ogilvie (1968), L. Cooper (1969) dan Hardiman (1973) mengemukakan bahwa gejala atau aspek-aspek psikologis yang berpengaruh dan dapat dikembangkan pada diri atlet adalah; 1) kemantapan emosi, 2) keuletan (agresif), 3) motivasi dan semangat, 4) disiplin, 5) percaya diri, 6) keterbukaan, dan 7) kecerdasan.

2.3  Faktor Orang Tua
Faktor motivasi dalam pencapaian prestasi suatu cabang olahraga merupakan salah satu faktor yang penting. Motivasi yang merupakan faktor psikis yang sulit untuk mengenai prosesnya dalam diri seseorang. Seseorang atau atlet dalam suatu cabang olahraga memiliki motivasi yang tinggi akan terlihat dari perilakunya terhadap pencapaian prestasi cabang olahraga tersebut. Hal tersebut dijelaskan pula oleh Harsono (1988:250) bahwa, “Motivasi sendiri adalah wujud yang tidak nampak pada orang dan yang tidak bisa kita amati secara langsung. Yang dapat diamati adalah tingkah lakunya yang merupakan akibat atau manifestasi dari adanya motivasi pada diri orang itu”.

Selain faktor motivasi yang mempengaruhi pencapaian prestasi dalam suatu cabang olahraga  adalah dukungan orang tua termasuk salah satu faktor dari luar diri atlet. Menurut Hidayat ( 2008:149) bahwa, “Berbagai literatur bahwa pengaruh keluarga merupakan salah satu lingkungan yang paling penting yang mempengaruhi profil kepribadian individu (Collins et.al., 2000; Halverson & Wampler, 1997; Maccoby, dalam Pervin dan John, 2001)”. Dengan demikian orang tua akan dapat mempengaruhi terhadap kepribadian atlet dalam pencapaian prestasi suatu cabang olahraga. Perkembangan perilaku atlet dalam suatu cabang olahraga tidak terlepas dari perilaku orang tua. Salah Royan Hidayatullah, satu contoh dukungan orang tua terhadap anaknya sebagai atlet suatu cabang olahraga, yaitu memberikan penghargaan atas perilaku anaknya selama pertandingan suatu cabang olahraga. Dari penghargaan orang tua tersebut tidak menutup kemungkinan anaknya akan lebih giat dalam berlatih untuk mencapai prestasi suatu cabang olahraga.

Sehubungan dengan hal diatas dikemukakan oleh Pate, Rotella, dan MCClenaghan yang dikutip Dwijowinoto,( 1993:122) sebagai berikut “Pelatih dapat secara hati-hati mengamati reaksi olahragawan terhadap tekanan orang tua. Sebagian mereka menanggapi tekanan tersebut menjadi suatu tantangan yang menyenangkan. Yang lain menjadi sangat gelisah dengan kegagalan dan ketakutan akan akan mengecewakan orang tua mereka”

2.4  Faktor Latihan
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan prestasi seorang atlet. Salah satu faktor di antaranya adalah : takaran latihan atau dosis latihan. Tetapi tentu masih banyak lagi faktor lain yang berpengaruh pada prestasi atlet. Sebelum pemberian dosis/takaran latihan, alangkah baiknya kita berpegang pada hasil pemeriksaan tingkat kesegaran jasmani, dan hasil tersebut seyogyanya dapat dijadikan pegangan dalam menentukan langkah selanjutnya dalam pemeriksaan kesegaran jasmani dikenal beberapa komponen kesegaran jasmani untuk menentukan kapasitas kemampuan (performance) rnaksimal seseorang yang terdiri dan beberapa komponen-komponen yang berhubungan dengan kesehatan:
a.       Komponen daya tahan jantung paru
b.      Komponen kekuatan otot dan daya tahan otot
c.       Komponen kelenturan
d.      Komponen/faktor komposisi tubuh
Dalam hal takaran/dosis latihan, khususnya latihan dalam bentuk kemampuan aerobik bagi seorang atlet terdapat tiga macam takaran/dosis yang perlu mendapat perhatian pada waktu kita melakukan, yaitu takaran intensitas latihan, lama latihan, dan frekuensi latihan.

DAFTAR PUSTAKA

Cox, R.H (1985). Sport Psychology: Concepts and applications. Dubuque, IA: Brown & Benchmark.

Dwijonoto, Kasiyo. (1993). Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang
Press.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV.
Tambak Kusuma.

Hidayat, Yusuf. (2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.

Hidayatullah, Royan, Herman Subarjah, dan Endang Sunarya. 2013. HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI OLAHRAGA RENANG ATLET DI CLUB RENANG TIRTA KENCANA BANDUNG. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia http://pkr-ikor.upi.edu/artikel/386-@%20Royan%20Hidayatullah.pdf (Diakses Online pada 11.20 WIB tanggal 11 Februari 2015)

Herman. 2011. PSIKOLOGI OLAHRAGA. Makasar: Universitas Negeri Makassar http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/7/universitas%20negeri%20makassar-digilib-unm-herman-343-1-1.herma-c.pdf (Diakses Online pada 12.00 WIB tanggal 11 Februari 2015)

Pelana, Ramdan. 2013.  PERSEPSI ATLET TERHADAP SDM PPLM TENTANG  PRESTASI ATLET. Jakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta http://journal.ppsunj.org/gjik/article/download/103/10 (Diakses Online pada 10.55 WIB tanggal 11 Februari 2015)

Puspa, Liliani. 2009. HUBUNGAN FISIOLOGI DENGAN PRESTASI OLAHRAGA. Medan: Staf Pengajar STOK Bina Guna Medan. https://library.pancabudi.ac.id/jurnal_files/35d962f73b9bea11e4a108c4128ada9b05c09a7f_9._Liliyani_Puspa.pdf (Diakses Online pada 10.45 WIB tanggal 11 Februari 2015)

Weinberg, R. S. & Gould, D., 1995. Foundations of Sport and Exercise Psychology. Champain IL: Human Kinetics.

Contoh Proga Latihan Harian Untuk Melatih Daya Tahan Pemain Sepakbola


PROGAM LATIHAN HARIAN
Hari : Rabu                                                                                          Intensitas : Tinggi
No.
Waktu
Volume
Intensitas
Repetisi
Set
Durasi
Recovery
1.
Pagi
(06.00-09.00)
Pemanasan:
1.  Joging
2. Stretching pasif
3. Stretching aktif menurut cabor


Rendah
Rendah
Rendah

3x putaran
1x hitungan
2x ulangan

1
1
1
8-12 menit
2 menit
Latihan Inti (Interval Training):
1. 400 m
2. 600 m
3. 800 m




Sedang
Sedang
Sedang



6x ulangan
3x ulangan
2x ulangan



3
3
3
130-150 menit
3 menit/set
Pendinginan:
1. Joging
2. Pelemasan pasif

Rendah
Rendah

1x putaran
2x hitungan

1
1
5-10 menit
2 menit
No.
Waktu
Volume
Intensitas
Repetisi
Set
Durasi
Recovery
2.
Sore
(15.00-17.30)
Pemanasan:
1.         Joging
2.         Stretching pasif
3.         Stretching aktif menurut cabor

Rendah
Rendah

Rendah

3x putaran
1x hitungan
2x ulangan

1
1

1
8-12 menit
2 menit
Latihan Inti
(Interval Training):
1. 400 m
2. 600 m
3. 800 m
Game


Sedang
Sedang
Sedang
Sedang


3x ulangan
2x ulangan
1x ulangan
2 x babak


3
3
3
120-150 menit
2 menit/set
Pendinginan:
1. Joging
2. Pelemasan pasif

Rendah
Rendah

1x putaran
2x hitungan

1
1
5-10 menit
2 menit







Beberapa Contoh Model Latihan Interval Training Untuk Sepakbola

Petunjuk Pelaksanaan:
a.       Pemain 1,2,3,4 berada disisi kun kuning, dan pemain 5,6,7,8 berada disisi kun merah
b.      Pemain 1,2,3,4 joging kearah kun merah
c.       Setalah pemain 1,2,3,4 sampai dikun merah, pemain 5,6,7,8 langsung jogging menuju kun kuning
d.      Setelah pemain 5,6,7,8 sampai dikun kuning, pemain 1,2,3,4 langsung jogging lagi menuju kun kuning, dan seterusnya
e.   Latihan ini dilakukan 6 kali ulangan selama 3 set, dengan recovery 3 menit pada setiap setnya.

Petunjuk Pelaksanaan:
a.       Semua pemain (pemain 1,2,3,4,5,6,7,8) berada di kun kuning
b.      Pemain 1,2,3,4 joging menuju kun merah, setelah sampai dikun merah jogging kembali kekun kuning
c.       Kemudian langsung jogging kearah kun ungu
d.      Setelah sampai dikun ungu, pemain 1,2,3,4 joging kearah kun merah, setelah sampai dikun merah jogging kembali kekun ungu
e.       Kemudian langsung jogging kearah kun kuning, setelah sampai dikun kuning, pemain 1,2,3,4 langsung pindah kekun hitam
f.       Dari kun hitam pemain 1,2,3,4 joging menuju kun coklat, setelah sampai dikun coklat jogging kembali kekun hitam, kemudian langsung jogging kearah kun biru
g.      Setelah sampai dikun biru, pemain 1,2,3,4 joging kearah kun coklat, setelah sampai dikun merah jogging kembali kekun biru
h.      Kemudian langsung jogging kearah kun hitam, setelah pemain 1,2,3,4 sampai dikun hitam, maka dilanjutkan oleh pemain 5,6,7,8
i.        Latihan ini dilakukan 1 kali ulangan selama 3 set, dengan recovery 2 menit pada setiap setnya.

Petunjuk Pelaksanaan:
a.       Pemain 1,2,3,4 berada disisi kanan, dan pemain 5,6,7,8 berada disisi kiri
b.      Pemain 1,2,3,4 joging kearah kun merah, setelah sampai dikun merah jogging kearah kun biru
c.       Setelah sampai dikun biru, jogging kembali lagi kekun merah
d.      Setalah pemain 1,2,3,4 sampai dikun merah, pemain 5,6,7,8 langsung jogging menuju kun merah
e.       Setelah sampai dikun merah jogging kearah kun biru
f.       Setelah sampai dikun biru, jogging kembali lagi kekun merah
g.      Setiap pemain yang sampai dikun merah, maka langsung berpindah kekun kuning yang berada disebelahnya
h.      Latihan ini dilakukan 2 kali ulangan selama 3 set, dengan recovery 2 menit pada setiap setnya.

Petunjuk Pelaksanaan:
a.       Pemain 1,2,3,4 berada disisi kanan, dan pemain 5,6,7,8 berada disisi kiri
b.      Pemain 1,2,3,4 joging kearah kun biru, setelah sampai dikun biru jogging kembali kekun kuning
c.       Setelah sampai dikun kuning, kemudian langsung joging kekun merah
d.      Setalah pemain 1,2,3,4 sampai dikun merah, pemain 5,6,7,8 langsung jogging menuju kun biru
e.       Setelah sampai dikun biru jogging kembali kekun kuning
f.       Setelah sampai dikun kuning, kemudian langsung joging kekun merah
g.      Setelah pemain 5,6,7,8 sampai dikun merah, pemain 1,2,3,4 langsung jogging lagi menuju kun biru, dan seterusnya seperti diawal
h.      Setiap pemain yang sampai dikun merah, maka langsung berpindah kekun kuning yang berada disebelahnya
Latihan ini dilakukan 3 kali ulangan selama 3 set, dengan recovery 3 menit pada setiap setnya.

Petunjuk Pelaksanaan:
a.       Semua pemain (pemain 1,2,3,4,5,6,7,8) berada di kun kuning
b.      Pemain 1,2,3,4 joging menuju kun biru
c.       Kemudian kekun merah, lalu kekun ungu
d.      Setelah sampai dikun ungu segera jogging menuju kun kuning
e.       Setelah pemain 1,2,3,4 sampai dikun kuning, maka pemain 5,6,7,8 melakukan hal sama, dan seterusnya seperti diawal
f.       Latihan ini dilakukan 2 kali ulangan selama 3 set, dengan recovery 2 menit pada setiap setnya.

Petunjuk Pelaksanaan:
a.       Pemain 1,2,3,4 berada disisi kanan, dan pemain 5,6,7,8 berada disisi kiri
b.      Pemain 1,2,3,4 joging kearah kun biru, setelah sampai dikun biru jogging kembali kekun kuning
c.       Kemudian langsung jogging kearah kun merah
d.      Setelah sampai dikun merah, pemain 1,2,3,4 joging kearah kun biru, setelah sampai dikun biru jogging kembali kekun merah
e.       Kemudian langsung jogging kearah kun kuning
f.       Setalah pemain 1,2,3,4 sampai dikun kuning, pemain 5,6,7,8 langsung jogging menuju kun biru
g.      Setelah sampai dikun biru jogging kembali kekun kuning
h.      Kemudian langsung jogging kearah kun merah
i.        Setelah sampai dikun merah, pemain 5,6,7,8 joging kearah kun biru, setelah sampai dikun biru jogging kembali kekun merah
j.        Kemudian langsung jogging kearah kun kuning
k.      Setelah pemain 5,6,7,8 sampai dikun kuning, pemain 1,2,3,4 langsung jogging lagi menuju kun biru, dan seterusnya seperti diawal
Latihan ini dilakukan 2 kali ulangan selama 3 set, dengan recovery 3 menit pada setiap setnya.