Walaupun cabang
olahraga renang Indonesia
mendapatkan emas pada ajang SEA GAMES lalu, namun Indonesia gagal mengirim atlitnya
ke Olimpiade London kemarin.
Richard Sambera
menilai kegagalan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) meloloskan
atletnya ke Olimpiade tak lepas dari banyaknya persoalan dalam hal pembinaan
atlet, terutama yang berkaitan dengan fasilitas dan program yang dijalankan. (http://www.metrotvnews.com/metronews/news/2012/06/08/94042/Richard-Sambera-Prihatin-Pembinaan-Renang/4_,
diakses online pada Jumat, 8 Juni 2012
11:34 WIB)
Menurut
pengamat olahraga nasional penyebab menurunnya prestasi renang, wartawan
tabloid “BOLA”, Ignatius Sunito dan para pengamat olahraga lainnya mengatakan
kalau masalah dana adalah penyebab utamanya. Terbatasnya dana membuat PRSI
kesulitan untuk melaksanakan kompetisi renang tingkat nasional seperti dulu
lagi, kurangnya rasa nasionalisme pemain, kurangnya manajemen dalam official,
kurangnya disiplin. (http://www.jualbeliforum.com/sastra/276676-makalah-tentang-renang.html,
diakses online pada 20 Oktober 2012)
2.1 Keadaan kepengurusan PB-PRSI
PB-PRSI adalah
induk organisasi olahraga renang di Indonesia . Mulai menurunnya
prestasi renang Indonesia ,
ditengarahi enyababnya dari system kepengurusan PB-PRSI yang tidak maksimal.
Ini ditandai
dengan adanya kisruh pada POPNAS yang rencananya akan diselenggarakan di Riau
gagal. Itu karena sejumlah daerah melakukan aksi mogok bertanding akibat tuan
rumah Riau ngotot menampilkan perenang Pelatnas Prima. (http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=218182:popnas-kisruh-renang-batal-tanding-&catid=22:rnasional&Itemid=41,
diakses pada minggu 3 Oktober 2012)
Selain itu di
Makasar juga ada masalah baru, yakni Ketua Harian Persatuan Renang Seluruh
Indonesia (PRSI) Sulsel Abdul Muin, mengatakan keinginan agar Musyawarah
Olahraga Provinis (Musorprov) KONI Sulsel tidak hanya memilih Ketua namun dan
pembentukan pengurus baru, juga sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga (AD/ART) KONI. (http://www.antara-sulawesiselatan.com/berita/42455/pengurus-olahraga-ingin-koni-dirombak-total,
diakses pada Kamis, 4 Oktober 2012)
Pengurus
olahraga Sulawesi Selatan meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Sulsel lebih transparan dalam hal penggunaan anggaran Pekan Olahraga Nasional
(PON). Ketua Harian Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Sulsel Abdul Muin
di Makassar, Rabu, mengatakan, dengan adanya keterbukaan akan membuat atlet dan
pelatih setiap cabang dapat lebih fokus menghadapi PON 2012.
(http://makassar.antaranews.com/berita/41209/pengurus-olahraga-minta-koni-transparan-penggunaan-anggaran, diakses pada Rabu, 15 Agustus 2012)
(http://makassar.antaranews.com/berita/41209/pengurus-olahraga-minta-koni-transparan-penggunaan-anggaran, diakses pada Rabu, 15 Agustus 2012)
3.1 Sarana dan
prasarana cabang olahraga renang di Indonesia
Bukan hanya
sistem kepengurusan PB-PRSI yang kurang maksimal, namun di Indonesia
sarana dan prasana untuk cabang olahraga renang, masih banyak kekurangan. Ini
terbukti saat PON di Pekanbaru kemarin yakni: Dinding kolam berlumut, airnya
berbuih dan tidak terawat. Ketika Pengurus Provinsi Persatuan Renang Seluruh
Indonesia Riau berkunjung. Venue kolam renang tersebut tidak bisa difungsikan
pada training center (TC) atlet renang PON Riau karena kondisinya yang tidak
layak. (http://www.fokusriau.com/berita-694-gimana-atlet-mau-latihan-kolam-renang-berlumut-dan-berbuih.html,
diakses pada Rabu, 25 Juli 2012)
Pada Coaching
Clinic (pelatihan) yang dilakukan oleh pelatih renang asal Rusia, Berezutskaya Ala
yang biasa di panggil Rezutska di Kota Sidimpuan, dia mengatakan bahwa atlit
akan sulit berprestasi bila sarana dan prasarana yang dipergunakan tidak
standar. (http://www.metrosiantar.com/2012/pelatih-dari-rusia-latih-atlet-renang-psp/,
diakses online pada Selasa, 9 Oktober 2012)
4.1 Sistem pembinaan cabang
olahraga renang di Indonesia
Sistem pembinaan
di Indonesia juga salah satu alasan kenapa prestasi renang Indonesia belum bisa
mencapai prestasi yang maksimal. Karena pembinaan atlit usia dini dinilai
sangat penting untuk mendapatkan penerus atlit senior yang sudah lewat masa
keemasannya.
Pembinaan cabang
olahraga renang di Cilegon, dinilai belum merata. Hal tersebut diketahui
dari pekan olahraga Kota ke IV Cilegon mempertandingkan
Cabang olahraga renang di Kolam Renang, KCC, Kota Cilegon, selasa (3/4)
yang hanya diikuti oleh beberapa kecamatan saja. (http://www.fesbukbantennews.com/2012/04/pembinaan-cabor-renang-di-cilegon-belum-merata/,
diakses pada tanggal 3 April 2012)
Ketua Harian
KONI Jawa Timur Dhimam Abror, saat dikonfirmasi RRI hari ini (24/9), menilai
ada yang salah dengan pembinaan internal di cabang olahraga renang. “Ada gap
antara atlet senior dan yunior yang membuat atlet tampil tidak total,” Jelas
Dhimam. Karena atlet andalan yang berlaga di PON Ke-17 2008 lalu masih tampil
di PON tahun ini namun sudah tidak sanggup mencapai best time sementara atlet
yunior dianggap belum mampu bersaing. (http://rrisby.net/sorotan-cabor-renang.html,
diakses pada tanggal 24 September 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar