Latar Belakang
Olahraga adalah suatu
aktivitas yang selalu dilakukan oleh setiap orang. Mulai olahraga yang
sederhana seperti jalan kaki sampai olahraga yang komplek seperti olahraga
permainan. Sesuai dengan tujuannya olahraga dibagi menjadi tiga yaitu, olahraga
permainan, olahraga pendidikan, dan olahraga prestasi.
Olahraga prestasi dilakukan
oleh atlit-atlit professional dalam setiap cabang olahraga yang dilakukan. Pada
setiap cabang olahraga puncak dari prestasi seorang atlit berbeda-beda.
Prestasi olahraga adalah suatu pencapaian akhir yang memuaskan berdasarkan
target awal tim atau atlet, dalam lingkup dunia olahraga (Pelana, 2013). Jadi
dalam olahraga prestasi, setiap atlit pasti mentargetkan untuk mendapatkan
prestasi puncaknya.
Menurut Alderman (1947) bahwa
penampilan atlet dapat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: Faktor
kesegaran jasmani yang meliputi; sistem kardiovaskuler-respiratori, daya tahan,
kekuatan, kecepatan, power, koordinasi, kelentukan dan kelincahan, dan
sebagainya. Faktor ketrampilan meliputi; koordinasi gerak, keindahan gerak,
waktu reaksi, dan sebagainya. Faktor pembawaan fisik seperti; segi-segi
antrophometrik antara lain tinggi dan berat badan, panjang lengan, tungkai,
lebar bahu, kemampuan gerak, dan lain sebagainya. Faktor psikologi dan
tingkahlaku meliputi; motif-motif berprestasi, intelegensi, aktualisasi diri,
kemandirian, agresivitas, emosi, percaya diri, motivasi, semangat, rasa
tanggungjawab, rasa sosial, hasrat ingin menang dan sebagainya. Disamping
faktor-faktor tersebut di atas ada banyak lagi faktor juga turut menentukan
prestasi atlet antara lain; faktor struktur tubuh, postur tubuh, gizi, dan
lingkungan meliputi; orang tua, keluarga, dan masyarakat, alam sekitar (cuaca
dan iklim), sarana-prasarana dan fasilitas latihan dan bertanding, dana,
pelatih yang professional, organisasi yang baik, penghargaan kepada atlet,
pelatih, pembina olahraga, pengalaman bertanding yang banyak dan faktor
keturunan (heriditi).
PEMBAHASAN
2.1 Faktor Fisiologis
Salah
satu respons fisiologi yang dapat membantu meningkatkan prestasi olahraga
adalah dengan menghitung denyut nadi, yang berguna untuk mendapatkan “training zone” selama kita berolahraga.
Dalam melakukan aktivitas/latihan akan terjadi beberapa perubahan fisiologi
antara lain respons jantung, pernafasan, biokimia tubuh lainnya.
Wilimore
dkk mengatakan sekarang telah berkembang pendapat, bahwa endurance (daya tahan) jantung paru tinggi, dapat meningkatkan
kemampuan prestasi. Latihan endurance pada umumnya daya tahan jantung paru
merupakan latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seluruh tubuh
untuk selalu bergerak dalam tempo sedang sampai cepat, yang cukup lama. Jadi
yang dimaksud dengan endurance adalah
kemampuan seseorang melaksanakan gerak dengan seluruh tubuhnya, dalarn waktu
yang cukup lama dan dengan tempo sedang sampai cepat tanpa mengalarni rasa
sakit dan kelelahan berat.
Namun, para ahli fisiologi berpendapat bahwa
latihan endurance sangat penting bagi
semua cabang olahraga. Karena dengan tingkat endurance yang tinggi, kualitas aktivitas yang berat seperti melakukan
sprint sambil menendang bola. Akan
tetap dipertahankan dengan tempo tetap tinggi, selama pertandingan berlangsung,
apabila mereka masih tetap segar untuk melakukan hal- hal yang sama selama
pertandingan belum selesai.
Dengan
demikian sistem jantung-peredaran darah yang baik, maka kebutuhan biologis
tubuh pada waktu istirahat maupun latihan akan diperlancar. Kelancaran tersebut
dimungkinkan alat-alat peredaran darah berisi darah yangmemberikan zat-zat
makanan dan O2 yang sangat diperlukan jaringan tubuh, dapatmenjalankan
fungsinya dengan sempurna. Berfungsinya alat-alat tersebut akan semakin
sempurna dan efisien, bilamana memperoleh latihan-latihan dengan dosis/takaran
yang benar dan tepat.
Demikian
juga dengan beberapa perubahan yang terjadi di dalam otot agar badan mendapat
penampilan (performance) yang
memadai. Perubahan badan iniantara lain berupa kenaikan kapasitas otot-otot
rangka dalam membakar glukosa dan lemak untuk energi selama olahraga.
Perubahan-perubaha ini menyehatkan, yang bersangkutan dapat berlatih dalam
waktu yang lebih lama tanpa mengalami kelelahan, hal ini tentu dapat
meningkatkan prestasi atlet.
2.2 Faktor Psikologis
Singer, R.N.
(1980) mengemukakan secara singkat bahwa psikologi olahraga adalah “the
Science of Psychology applied to athletes and athletic situations” Cox,
R.H. (1986) mengemukakan bahwa Sport Psychology is a science in which the
principles of psychology are applied in a sport setting”. Jadi, Psikologi
Olahraga pada hakikatnya adalah psikologi yang diterapkan dalam bidang
olahraga, meliputi faktor-faktor yang berpengatuh secara langsung terhadap
atlet dan faktor-faktor di luar atlet yang dapat mempengaruhi penampilan (performance)
atlet tersebut. Weinberg, R.S. & Gould, D. (1995) mengemukakan bahwa “Sport
and exercise psychology is the scientific study of people and their behavior in
sport and exercise context”.
Memahami bagaimana keterlibatan seseorang
dalam olahraga mempengaruhi perkembangan psikis, kesehatan, dan kesejahteraan
psikisnya. Apabila dihubungkan dengan olahraga, khususnya olahraga prestasi,
pengertian ini jelas menunjukkan bahwa penampilan (performance) seorang
atlet dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis. Baik pengaruhnya positif
dalam arti penampilan baik, maupun negatif dalam arti penampilan menjadi buruk.
Ini adalah faktor psikologis, yang sering kali disebut faktor psikis atau
faktor mental. Dalam perkembangan olahraga prestasi dewasa ini, faktor
psikologi telah menjadi salah satu bahasan tersendiri dalam mencapai penampilan
atlet secara optimal. Gejala atau fenomena prilaku kejiwaan yang aneh-aneh
tidak hanya muncul pada atlet yang sudah berprestasi tinggi tetapi juga bisa
muncul pada atlet yang baru mulai berprestasi, hal ini selalu menjadi bahan
kajian bagi ilmu psikologi olahraga.
Ogilvie (1968), L.
Cooper (1969) dan Hardiman (1973) mengemukakan bahwa gejala atau aspek-aspek
psikologis yang berpengaruh dan dapat dikembangkan pada diri atlet adalah; 1)
kemantapan emosi, 2) keuletan (agresif), 3) motivasi dan semangat, 4) disiplin,
5) percaya diri, 6) keterbukaan, dan 7) kecerdasan.
2.3 Faktor Orang Tua
Faktor
motivasi dalam pencapaian prestasi suatu cabang olahraga merupakan salah satu
faktor yang penting. Motivasi yang merupakan faktor psikis yang sulit untuk
mengenai prosesnya dalam diri seseorang. Seseorang atau atlet dalam suatu
cabang olahraga memiliki motivasi yang tinggi akan terlihat dari perilakunya
terhadap pencapaian prestasi cabang olahraga tersebut. Hal tersebut dijelaskan
pula oleh Harsono (1988:250) bahwa, “Motivasi sendiri adalah wujud yang tidak
nampak pada orang dan yang tidak bisa kita amati secara langsung. Yang dapat
diamati adalah tingkah lakunya yang merupakan akibat atau manifestasi dari
adanya motivasi pada diri orang itu”.
Selain
faktor motivasi yang mempengaruhi pencapaian prestasi dalam suatu cabang olahraga adalah dukungan orang tua termasuk salah satu
faktor dari luar diri atlet. Menurut Hidayat ( 2008:149) bahwa, “Berbagai
literatur bahwa pengaruh keluarga merupakan salah satu lingkungan yang paling penting
yang mempengaruhi profil kepribadian individu (Collins et.al., 2000; Halverson &
Wampler, 1997; Maccoby, dalam Pervin dan John, 2001)”. Dengan demikian orang
tua akan dapat mempengaruhi terhadap kepribadian atlet dalam pencapaian
prestasi suatu cabang olahraga. Perkembangan perilaku atlet dalam suatu cabang
olahraga tidak terlepas dari perilaku orang tua. Salah Royan Hidayatullah, satu
contoh dukungan orang tua terhadap anaknya sebagai atlet suatu cabang olahraga,
yaitu memberikan penghargaan atas perilaku anaknya selama pertandingan suatu
cabang olahraga. Dari penghargaan orang tua tersebut tidak menutup kemungkinan
anaknya akan lebih giat dalam berlatih untuk mencapai prestasi suatu cabang
olahraga.
Sehubungan
dengan hal diatas dikemukakan oleh Pate, Rotella, dan MCClenaghan yang dikutip
Dwijowinoto,( 1993:122) sebagai berikut “Pelatih dapat secara hati-hati
mengamati reaksi olahragawan terhadap tekanan orang tua. Sebagian mereka
menanggapi tekanan tersebut menjadi suatu tantangan yang menyenangkan. Yang
lain menjadi sangat gelisah dengan kegagalan dan ketakutan akan akan
mengecewakan orang tua mereka”
2.4 Faktor Latihan
Terdapat
banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan prestasi seorang atlet. Salah satu faktor di antaranya adalah : takaran latihan
atau dosis latihan. Tetapi tentu
masih banyak lagi faktor lain yang berpengaruh pada prestasi atlet. Sebelum
pemberian dosis/takaran latihan, alangkah baiknya kita berpegang pada hasil
pemeriksaan tingkat kesegaran jasmani, dan hasil tersebut seyogyanya dapat dijadikan
pegangan dalam menentukan langkah selanjutnya dalam pemeriksaan kesegaran
jasmani dikenal beberapa komponen kesegaran jasmani untuk menentukan kapasitas
kemampuan (performance) rnaksimal
seseorang yang terdiri dan beberapa komponen-komponen yang berhubungan dengan
kesehatan:
a. Komponen
daya tahan jantung paru
b. Komponen
kekuatan otot dan daya tahan otot
c. Komponen
kelenturan
d. Komponen/faktor
komposisi tubuh
Dalam hal
takaran/dosis latihan, khususnya latihan dalam bentuk kemampuan aerobik bagi
seorang atlet terdapat tiga macam takaran/dosis yang perlu mendapat perhatian
pada waktu kita melakukan, yaitu takaran intensitas latihan, lama latihan, dan
frekuensi latihan.
DAFTAR PUSTAKA
Cox, R.H (1985). Sport Psychology: Concepts and
applications. Dubuque, IA: Brown & Benchmark.
Dwijonoto, Kasiyo. (1993). Dasar-dasar
Ilmiah Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Harsono. (1988). Coaching
dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV.
Tambak Kusuma.
Hidayat, Yusuf.
(2008). Pengantar Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK-UPI.
Hidayatullah,
Royan, Herman
Subarjah, dan Endang Sunarya. 2013. HUBUNGAN
ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI OLAHRAGA RENANG ATLET
DI CLUB RENANG TIRTA KENCANA BANDUNG. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan
Indonesia http://pkr-ikor.upi.edu/artikel/386-@%20Royan%20Hidayatullah.pdf (Diakses Online pada 11.20 WIB
tanggal 11 Februari 2015)
Herman. 2011. PSIKOLOGI OLAHRAGA. Makasar: Universitas Negeri Makassar http://digilib.unm.ac.id/files/disk1/7/universitas%20negeri%20makassar-digilib-unm-herman-343-1-1.herma-c.pdf
(Diakses
Online pada 12.00 WIB tanggal 11 Februari 2015)
Pelana, Ramdan.
2013. PERSEPSI ATLET TERHADAP SDM PPLM TENTANG PRESTASI
ATLET. Jakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta http://journal.ppsunj.org/gjik/article/download/103/10
(Diakses
Online pada 10.55 WIB tanggal 11 Februari 2015)
Puspa,
Liliani. 2009. HUBUNGAN FISIOLOGI DENGAN
PRESTASI OLAHRAGA. Medan: Staf
Pengajar STOK Bina Guna Medan. https://library.pancabudi.ac.id/jurnal_files/35d962f73b9bea11e4a108c4128ada9b05c09a7f_9._Liliyani_Puspa.pdf (Diakses Online pada 10.45 WIB tanggal 11
Februari 2015)
Weinberg, R. S. & Gould, D., 1995. Foundations
of Sport and Exercise Psychology. Champain IL: Human Kinetics.