A. Bentuk-bentuk latihan kekuatan
dan daya tahan:
·
Squat
jump: latihan untuk mengembangkan kekuatan dan daya tahan otot kaki.
·
Push
up: latihan untuk kekuatan dan daya tahan otot lengan.
·
Pull
up; latihan untuk pengembangan kekuatan dan daya tahan otot bahu.
·
Squat
thrust; latihan untuk kekuatan dan daya tahan otot dada.Sit up: latihan untuk
kekuatan dan daya tahan otot perut.
·
Back
up: latihan untuk kekuatan dan daya tahan otot pinggang.
B. Bentuk bentuk latihan untuk
daya tahan jantung dan paru-paru:
Untuk meningkatkan daya tahan
jantung dan paru-paru dapat dilakukan dengan latihan-latihan sebagai berikut:
·
Fartlek
(speedplay) yaitu bermain-main dengan kecepatan, fartlek dilakukan di alam
terbuka.
·
Interval
training yaitu atihan yang diselingi dengan interval/istirahat pada tiap
sesinya
·
Jogging
yaitu berlari pelan sesuai dengan kemampuan selama 15-20 menit.
·
Lari cepat sekali,
·
Lari cepat yang kontinu,
·
Lari lambat yang kontinu,
·
Lari dengan interval,
·
Latihan interval,
·
Jogging,
·
lari cepat ulang
·
Fartlek atau speed play
C.
Beberapa bentuk latihan pliometrik khusus untuk
tungkai adalah sebagai berikut
·
Lompat kodok
(frog leap); dari sikap jongkok menolak dengan kedua kaki ke atas dan depan
sejauh-jauhnya.
·
Jingkat;
berjingkat-jingkat pada satu kaki dengan menekankan pada tinggi dan jauhnya
lompatan.
·
Hop;
memantul-mantul sejauh mungkin dengan kedua kaki bergantian.
·
Lompat dari
ketinggian (Depth jump); lompat dari atas bangku atau meja dan mendarat
dilantai dengan tungkai dibengkokan (mengeper).
D.
Bentuk latihan
kelincahan
dapat dilakukan dalam bentuk:
·
Lari bolak-balik (shuttle-run),
·
Lari kulak-kelok (zig-zag run),
·
Jongkok-berdiri (squat-thrust), dan sejenis lainnya.
E.
Kecepatan
(Speed).
Menurut Dick (1989) kecepatan adalah kapasitas gerak
dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan
pergerakan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat.
Terdapat dua tipe kecepatan yaitu (1) kecepatan reaksi adalah kapasitas awal
pergerakan tubuh untuk menerima rangsangan secara tiba-tiba atau cepat, dan (2)
kecepatan bergerak adalah kecepatan berkontraksi dari beberapa otot untuk
menggerakan anggota tubuh secara cepat (Bloomfield, Ackland, dan Elliot, 1994)
.
Terdapat 6 wilayah yang dapat meningkatkan kecepatan
(Dick, 1989) , antara lain :
·
Melatih reaksi
dengan sinyal
·
Mempercepat
kapasitas gerak
·
Kapasitas untuk
mengatur keseimbangan kecepatan
·
Meningkatkan
prestasi dari kecepatan maksimum
·
Kapasitas
mempertahankan kecepatan maksimum
·
Kapasitas akhir
dari pengaruh faktor daya tahan pada kecepatan
F.
Kelentukan
(Flexibility).
Kelentukan adalah kemampuan seseorang untuk dapat
melakukan gerak dengan ruang gerak seluas-luasnya dalam persendiannya. Faktor
utamanya yaitu bentuk sendi, elastisitas otot, dan ligamen. Ciri-ciri latihan
kelentukan adalah : (1) meregang persendian, (2) mengulur sekelompok otot.
Kelentukan ini sangat diperlukan oleh setiap atlet agar mereka mudah untuk
mempelajari berbagai gerak, meningkatkan keterampilan, mengurangi resiko
cedera, dan mengoptimalkan kekuatan, kecepatan, dan koordinasi.
Kelentukan
dapat dikembangkan melalui latihan peregangan (stretching), yang modelnya
terdiri atas:
- Peregangan dinamik (Dynamic stretch), sering juga disebut peregangan balistik adalah peregangan yang dilakukan dengan menggerakkan tubuh atau anggota tubuh secara berirama (merengut-rengutkan badan).
- Peregangan statik (Static stretch) adalah satu cara untuk meregangkan sekelompok otot secara perlahan-lahan sampai titik rasa sakit yang kemudian dipertahankan selama 20 hingga 30 detik. Dilakukan dalam beberapa kali ulangan, misalnya 3 kali untuk setiap bentuk latihan.
- Peregangan pasif. Pelaksanaannya yaitu si pelaku berusaha agar sekelompok otot tertentu tetap rileks. Selanjutnya, temannya membantu untuk meregangkan otot tersebut secara perlahan-lahan sampai tercapai titik rasa sakit. Peregangan itu dipertahankan selama 20 - 30 detik.
- Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF). Pelaksanaannya yaitu melakukan penguluran dengan bantuan orang lain, atlet yang sedang melakukan peregangan statik. Selanjutnya temannya mendorong secara perlahan-lahan dan atlet yang sedang melakukan peregangan menahannya sampai terjadi kontraksi isometrik, beberapa detik kemudian atlet yang sedang melakukan peregangan, melakukan rileksasi dan temannya terus mendorong hingga titik optimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar